Pusat Data AI di Luar Angkasa: Solusi Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Courtesy of InterestingEngineering

Pusat Data AI di Luar Angkasa: Solusi Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Mengusulkan penempatan pusat data AI di orbit rendah Bumi sebagai solusi berkelanjutan yang memanfaatkan energi surya tak terbatas dan pendinginan alami untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang terus meningkat tanpa menambah emisi karbon atau membebani sumber daya di Bumi.

29 Okt 2025, 23.06 WIB
116 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pusat data di ruang angkasa dapat menyediakan solusi berkelanjutan untuk kebutuhan komputasi yang meningkat.
  • Menggunakan teknologi yang ada, pusat data di ruang angkasa dapat beroperasi dengan emisi karbon nol.
  • Implementasi pusat data di ruang angkasa dapat membantu mengurangi tekanan pada sumber daya bumi yang terbatas.
Singapura, Singapura - Kebutuhan energi dari pusat data yang digunakan untuk melatih sistem AI generatif semakin meningkat dan menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan biaya operasional. Di kota-kota kecil seperti Singapura, keterbatasan lahan juga menambah tantangan untuk membangun pusat data yang besar dan efektif.
Para peneliti dari NTU Singapura mengusulkan konsep penempatan pusat data di orbit rendah Bumi. Dengan menggunakan satelit yang dilengkapi prosesor canggih, data bisa diproses langsung di luar angkasa sehingga besar data yang dikirim ke Bumi bisa dikurangi secara signifikan.
Di luar angkasa, pusat data bisa menggunakan energi surya yang tersedia terus menerus dan juga mendapatkan manfaat dari suhu dingin yang ekstrem untuk pendinginan alami. Hal ini memungkinkan operasi pusat data dengan emisi karbon nol dan lebih hemat air dibanding di Bumi.
Terdapat dua metode utama yang diusulkan: data center edge di orbit yang memproses data dari satelit lain dan pusat data cloud yang berisi server lengkap di konstelasi satelit. Keduanya dapat menggunakan teknologi peluncuran dan satelit yang sudah ada saat ini.
Dengan meningkatnya kebutuhan komputasi AI secara masif, solusi ini diharapkan menjadi langkah berani dan inovatif yang membantu menyelesaikan masalah energi dan ruang tanpa merusak lingkungan, sehingga membuka masa depan komputasi yang berkelanjutan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/space-data-centers-solve-ai-power-hunger

Analisis Ahli

Eric Schmidt
"Dengan latar belakang teknologi dan penerbangan luar angkasa, Schmidt melihat potensi besar dalam memindahkan pusat data ke orbit untuk mengatasi masalah energi dan ruang, dan ia sudah mulai berinvestasi dengan Relativity Space untuk mewujudkan visi tersebut."

Analisis Kami

"Menggunakan ruang angkasa sebagai lokasi pusat data adalah gagasan revolusioner yang bisa mengubah paradigma komputasi global, terutama untuk area dengan keterbatasan lahan. Namun, biaya peluncuran dan tantangan teknis masih menjadi hambatan besar yang harus diatasi untuk menjadikan ide ini benar-benar praktis dan masif."

Prediksi Kami

Dalam beberapa tahun ke depan, teknologi pusat data ruang angkasa kemungkinan akan dikembangkan dan diuji coba secara komersial, membuka era baru komputasi bersih dan efisien yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari permintaan AI yang terus meningkat.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan tim peneliti dari NTU Singapore?
A
Tujuan tim peneliti dari NTU Singapore adalah untuk mengusulkan pusat data di ruang angkasa sebagai solusi untuk komputasi yang berkelanjutan.
Q
Bagaimana pusat data di ruang angkasa dapat mengurangi emisi karbon?
A
Pusat data di ruang angkasa dapat mengurangi emisi karbon dengan memanfaatkan energi matahari yang tidak terbatas dan pendinginan alami dari suhu ekstrem di ruang angkasa.
Q
Apa saja keuntungan dari menempatkan pusat data di ruang angkasa?
A
Keuntungan dari menempatkan pusat data di ruang angkasa termasuk pemanfaatan pendinginan radiasi dan energi solar yang berkelanjutan, serta pengurangan biaya lahan di daerah perkotaan.
Q
Apa yang dijelaskan dalam laporan Goldman Sachs tentang permintaan energi AI?
A
Laporan Goldman Sachs menunjukkan bahwa permintaan energi yang didorong oleh AI dapat meningkat sebesar 165 persen pada tahun 2030.
Q
Siapa Eric Schmidt dan apa hubungannya dengan pusat data di ruang angkasa?
A
Eric Schmidt adalah mantan kepala Google yang kini CEO Relativity Space, dan ia berbicara tentang pentingnya membangun pusat data di ruang angkasa untuk mengatasi lonjakan permintaan energi.