Efek Panas Kota dan Matahari Jadi Faktor Besar Perubahan Iklim Baru
Courtesy of CNBCIndonesia

Efek Panas Kota dan Matahari Jadi Faktor Besar Perubahan Iklim Baru

Mengungkap bahwa perubahan iklim yang tercatat selama ini tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas manusia, tetapi juga oleh efek pemanasan kota dan aktivitas Matahari yang bervariasi, sehingga membuka perspektif baru dalam memahami penyebab perubahan iklim.

27 Okt 2025, 19.40 WIB
171 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Urban heat islands berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global.
  • Aktivitas Matahari perlu dipertimbangkan dalam analisis perubahan iklim.
  • Faktor penyebab perubahan iklim lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Jakarta, Indonesia - Pemanasan global selama ini sering diukur dengan data suhu dari area perkotaan yang jumlahnya kecil tapi memiliki efek menyimpan panas yang besar. Bangunan dan jalan aspal di kota menyerap panas matahari lebih banyak, sehingga kota menjadi lebih panas dibandingkan area pedesaan.
Fenomena ini disebut urban heat islands dan dapat mempengaruhi pengukuran rata-rata suhu bumi. Padahal, area perkotaan hanya mencakup 4% dari keseluruhan daratan di dunia, tapi tetap sering menjadi fokus pengukuran cuaca dan iklim.
Studi terbaru yang melibatkan banyak peneliti di berbagai negara mengungkap bahwa kontribusi efek panas kota dalam perubahan iklim bisa mencapai 40% sejak 1850. Ini berbeda dengan laporan resmi IPCC yang memperkirakan dampak tersebut kurang dari 10%.
Selain itu, aktivitas Matahari yang selama ini diukur dan digunakan dalam laporan IPCC dinilai kurang akurat sehingga tidak bisa menjelaskan fenomena pemanasan yang terjadi sejak pertengahan abad ke-20 dengan sempurna. Pendekatan baru menggunakan data aktivitas Matahari yang berbeda mampu menerangkan tren pemanasan dan pendinginan secara lebih komprehensif.
Kesimpulannya, perubahan iklim tidak hanya disebabkan oleh aktivitas manusia, tapi juga dipengaruhi oleh material infrastruktur perkotaan dan perubahan aktivitas Matahari. Studi ini membuka wawasan baru dalam mencari solusi terhadap tantangan perubahan iklim global.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251027154813-37-679622/beton-dan-aspal-simpan-tanda-kiamat-yang-tak-disadari-sebelumnya

Analisis Ahli

Willie Soon
"Perubahan iklim dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk aktivitas Matahari dan material perkotaan, yang selama ini belum sepenuhnya dipertimbangkan."
Ana Elias
"Analisis baru ini memberikan perspektif ilmiah yang lebih luas dalam memahami penyebab perubahan iklim yang kompleks dan beragam."

Analisis Kami

"Penelitian ini sangat penting karena menunjukkan bahwa pengaruh manusia bukan satu-satunya faktor dalam perubahan iklim; pengaruh infrastruktur kota yang menyerap panas sering diabaikan dalam pengukuran suhu global. Namun, validasi lebih lanjut diperlukan agar kebijakan perubahan iklim bisa lebih efektif dan tepat sasaran berdasarkan bukti yang lengkap."

Prediksi Kami

Di masa depan, pengukuran suhu global akan semakin memperhitungkan efek urban heat islands dan aktivitas Matahari yang berubah-ubah untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang perubahan iklim.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan 'urban heat islands'?
A
Urban heat islands adalah fenomena di mana area perkotaan lebih panas dibandingkan dengan area perdesaan, disebabkan oleh material bangunan dan aktivitas manusia.
Q
Bagaimana pengaruh infrastruktur perkotaan terhadap suhu global?
A
Infrastruktur perkotaan seperti beton dan aspal menyimpan panas dari Matahari, yang berkontribusi terhadap kenaikan suhu di daerah tersebut.
Q
Apa hasil penelitian terbaru mengenai kontribusi urban warming bias terhadap pemanasan global?
A
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kontribusi urban warming bias terhadap pemanasan global bisa mencapai 40% sejak 1850.
Q
Siapa yang menjadi ketua peneliti dalam studi ini?
A
Ketua peneliti dalam studi ini adalah Willie Soon.
Q
Mengapa penting untuk mempertimbangkan aktivitas Matahari dalam analisis perubahan iklim?
A
Penting untuk mempertimbangkan aktivitas Matahari karena dapat menjelaskan sebagian besar tren pemanasan dan pendinginan yang terdeteksi dalam data perdesaan.