Courtesy of TechCrunch
Mantan Eksekutif L3Harris Dituduh Curi Rahasia Dagang dan Jual ke Rusia
Memberikan informasi mengenai tuduhan resmi terhadap mantan eksekutif L3Harris dalam kasus pencurian rahasia dagang yang berkaitan dengan alat peretasan sensitif dan keamanannya, serta dampak hukum yang dihadapi oleh pelaku.
23 Okt 2025, 22.46 WIB
127 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Peter Williams, mantan eksekutif L3Harris, dituduh mencuri rahasia dagang untuk dijual ke Rusia.
- L3Harris memiliki divisi yang dikenal sebagai Trenchant yang mengembangkan alat hacking untuk pemerintah.
- Departemen Kehakiman mencari untuk menyita properti yang diperoleh dari hasil kejahatan.
Washington, D.C., Amerika Serikat - Peter Williams, seorang mantan eksekutif di perusahaan L3Harris, dituduh secara resmi oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat mencuri rahasia dagang bernilai tinggi. Tuduhan ini muncul dalam sebuah dokumen kriminal yang mengklaim bahwa Williams mencuri rahasia dari dua perusahaan yang tidak disebutkan namanya dan menjualnya kepada pembeli dari Rusia dengan keuntungan mencapai 1,3 juta dolar AS.
Williams dikenal sebagai mantan general manager di Trenchant, divisi L3Harris yang mengembangkan alat peretasan dan pengawasan untuk pemerintah negara-negara Barat. Dia bekerja di perusahaan ini dari Oktober 2024 hingga Agustus 2025 dengan status warga negara Australia yang tinggal di Washington, D.C.
Trenchant sendiri adalah hasil penggabungan dua perusahaan yang mengembangkan zero-days dan teknologi hacking untuk kelompok intelijen yang dikenal dengan nama Five Eyes, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Alat-alat yang dikembangkan digunakan untuk berbagai operasi rahasia dan sangat sensitif.
Investigasi terkait kebocoran alat peretasan di Trenchant juga sudah berlangsung, namun belum jelas apakah kebocoran tersebut berhubungan langsung dengan kasus yang menjerat Williams. Penyelidikan federal dan proses hukum masih berjalan dan sidang awalnya dijadwalkan pada akhir Oktober 2025 di Washington, D.C.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait keamanan teknologi pertahanan dan intelijen. Pemerintah Amerika Serikat berharap dengan menuntut Williams dapat mencegah terjadinya pencurian data rahasia yang dapat membahayakan keamanan nasional dan hubungan strategis dengan sekutu dalam aliansi Five Eyes.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/10/23/u-s-government-accuses-former-l3harris-cyber-boss-of-stealing-trade-secrets/
[1] https://techcrunch.com/2025/10/23/u-s-government-accuses-former-l3harris-cyber-boss-of-stealing-trade-secrets/
Analisis Ahli
Ahmad Fauzi (Analis Keamanan Siber Indonesia)
"Kasus ini menyoroti risiko besar yang ditimbulkan oleh insider threat di perusahaan teknologi pertahanan, dan pentingnya penerapan strategi mitigasi kebocoran data yang holistic dan berlapis."
Analisis Kami
"Kasus ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan internal yang ketat dan proteksi terhadap teknologi sensitif yang dikembangkan oleh kontraktor pertahanan. Jika terjadi kebocoran serupa, dampaknya sangat besar bagi keamanan nasional dan hubungan internasional, khususnya dengan negara-negara seperti Rusia yang dianggap sebagai musuh strategis."
Prediksi Kami
Kasus ini kemungkinan akan membawa investigasi lebih dalam terkait keamanan data dan kontrol akses di perusahaan pertahanan serta berpotensi memicu evaluasi ulang kebijakan keamanan siber di sektor pertahanan Amerika Serikat.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang dituduh mencuri rahasia dagang?A
Peter Williams dituduh mencuri rahasia dagang.Q
Apa yang dilakukan L3Harris?A
L3Harris adalah kontraktor pertahanan yang mengembangkan alat hacking dan pengawasan.Q
Apa yang dituduhkan Departemen Kehakiman terhadap Peter Williams?A
Departemen Kehakiman menuduh Peter Williams mencuri delapan rahasia dagang dan menjualnya seharga $1,3 juta.Q
Apa peran FBI dalam kasus ini?A
FBI terlibat dalam penyelidikan kasus pencurian rahasia dagang ini.Q
Kapan sidang pemeriksaan dan perjanjian pengakuan dijadwalkan?A
Sidang pemeriksaan dan perjanjian pengakuan dijadwalkan pada 29 Oktober di Washington, D.C.