Courtesy of SCMP
Ketegangan AS-China Bikin Bitcoin Merosot dan Perusahaan Kripto Cari Lisensi Bank
Menginformasikan bagaimana ketegangan perdagangan AS-China memengaruhi pasar aset digital, terutama bitcoin, serta menjelaskan bagaimana perusahaan besar kripto berusaha mencari legitimasinya melalui peralihan ke infrastruktur keuangan tradisional.
17 Okt 2025, 13.43 WIB
217 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Bitcoin telah gagal berfungsi sebagai aset aman di tengah ketegangan global.
- Perusahaan-perusahaan besar di industri cryptocurrency berupaya untuk mendapatkan lisensi perbankan untuk meningkatkan legitimasi.
- Ketegangan perdagangan AS-China memiliki dampak signifikan terhadap pasar aset digital.
Singapura, Singapura - Pasar aset digital baru-baru ini mengalami kejatuhan tajam setelah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China meningkat. Kejadian ini memicu likuidasi besar-besaran yang menyebabkan nilai bitcoin dan token lainnya jatuh drastis dalam waktu singkat.
Bitcoin, yang dulu dianggap sebagai aset pelindung nilai atau 'emas digital', gagal mempertahankan reputasinya setelah turun bersama pasar saham global dan aset kredit. Pada awal Oktober, harga bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi di USRp 2.08 juta ($126.251) , namun dalam beberapa hari turun ke sekitar USRp 1.79 juta ($109.000) .
Penurunan ini tidak hanya berdampak pada bitcoin, tetapi juga hampir semua token utama di pasar kripto. Ini menjadi sinyal bahwa ketegangan geopolitik, khususnya antara AS dan China, sangat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap aset digital.
Meskipun pasar masih bergolak, beberapa perusahaan kripto besar seperti Kraken, Circle, BitGo, dan Ripple berusaha mengatasi tantangan ini dengan mengejar lisensi perbankan dan memperkuat infrastruktur keuangan yang lebih regulasi dan terpercaya.
Para analis melihat langkah ini sebagai bentuk perlindungan strategis terhadap volatilitas pasar serta upaya untuk membangun legitimasi kripto di mata regulator dan masyarakat luas. Namun, risiko dari ketegangan AS-China masih menjadi bayang-bayang yang membatasi pemulihan pasar kripto dalam waktu dekat.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/tech/blockchain/article/3329372/bitcoin-struggles-find-momentum-after-historic-crypto-wipeout?module=top_story&pgtype=section
[1] https://www.scmp.com/tech/blockchain/article/3329372/bitcoin-struggles-find-momentum-after-historic-crypto-wipeout?module=top_story&pgtype=section
Analisis Ahli
Rachael Lucas
"Pivot ke infrastruktur keuangan tradisional menunjukkan pendekatan strategis untuk mengurangi volatilitas dan membangun kepercayaan pasar di tengah krisis."
Analisis Kami
"Penurunan bitcoin yang bertepatan dengan upaya perusahaan kripto untuk mendapatkan lisensi perbankan menunjukkan bahwa pelaku pasar mulai menyadari pentingnya stabilitas dan legitimasi di tengah ketidakpastian global. Namun, ketergantungan di pasar kripto pada kondisi makroekonomi dan geopolitik masih membuat aset ini tidak sepenuhnya bisa diandalkan sebagai bentuk lindung nilai."
Prediksi Kami
Pasar aset digital kemungkinan akan tetap rentan terhadap ketegangan geopolitik dan volatilitas hingga regulasi yang kuat berhasil diterapkan oleh pemain besar di sektor ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan likuidasi besar-besaran di pasar cryptocurrency?A
Likuidasi besar-besaran di pasar cryptocurrency disebabkan oleh ketegangan perdagangan antara AS dan China.Q
Bagaimana performa Bitcoin setelah mencapai titik tertinggi sejarah?A
Setelah mencapai titik tertinggi sejarah, Bitcoin mengalami penurunan yang signifikan dan stabil di sekitar US$109,000.Q
Apa langkah yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Kraken dan Ripple?A
Perusahaan-perusahaan besar seperti Kraken dan Ripple sedang berupaya mendapatkan lisensi perbankan untuk meningkatkan kepercayaan dan legitimasi di pasar.Q
Apa peran ketegangan AS-China dalam pasar aset digital?A
Ketegangan antara AS dan China menyebabkan ketidakpastian yang mempengaruhi aset berisiko, termasuk cryptocurrency.Q
Mengapa Bitcoin tidak lagi dipandang sebagai aset yang aman?A
Bitcoin tidak lagi dipandang sebagai aset yang aman karena fluktuasi nilainya yang mengikuti pergerakan pasar saham dan kredit.