Courtesy of YahooFinance
Sengketa Tether dan Riverstone: Perdebatan soal Pembekuan Stablecoin USDT
Menjelaskan sengketa hukum antara Riverstone dan Tether terkait pembekuan USDT senilai puluhan juta dolar yang memunculkan perdebatan seputar prosedur pembekuan aset kripto atas permintaan hukum, yang relevan untuk memahami risiko dan batasan dalam regulasi stablecoin.
17 Okt 2025, 04.20 WIB
320 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pembekuan aset kripto dapat memicu sengketa hukum dan masalah prosedural.
- Kerjasama antara penerbit stablecoin dan penegak hukum penting namun harus dilakukan dengan hati-hati.
- Analisis forensik kripto dapat mengungkapkan keterlibatan dalam skandal atau penipuan.
New York, Amerika Serikat - Pada bulan April, Tether membekukan sejumlah besar USDT senilai 44,72 juta dolar atas permintaan polisi Bulgaria. Tether adalah penerbit stablecoin terbesar dunia dengan aset yang beredar mencapai lebih dari 180 miliar dolar. Pembekuan aset ini menjadi kontroversial karena dilakukan secara cepat tanpa prosedur yang disetujui oleh pihak Riverstone Consultancy, perusahaan pemilik dompet kripto itu.
Riverstone Consultancy, sebuah perusahaan yang berbasis di Houston, Texas, menggugat Tether dan menuduh perusahaan itu membekukan dana secara tidak sah dan tanpa mengikuti prosedur hukum internasional yang semestinya. Mereka mengklaim pembekuan tersebut menyebabkan mereka kehilangan peluang investasi dan menimbulkan kerugian finansial.
Permasalahan ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh penerbit stablecoin dalam mematuhi permintaan penegak hukum di tengah karakteristik transaksi kripto yang hampir instan dan tidak bisa dibatalkan. Bila pembekuan lambat, uang bisa hilang ke tangan pelaku kejahatan, namun jika terlalu cepat, bisa menyebabkan kerugian bagi pemilik yang sah.
Para ahli dan analisis rantai blok menyebutkan bahwa dana yang dibekukan tersebut kemungkinan terkait dengan sejumlah skema investasi palsu yang bermasalah, sehingga pembekuan dianggap perlu demi pencegahan kejahatan. Namun, kontroversi tetap muncul karena proses hukum yang tidak diikuti secara benar dan komunikasi yang buruk antara pihak pengadu dan penegak hukum.
Sengketa hukum ini menyoroti kebutuhan akan regulasi lebih jelas dan kerjasama yang baik antara penerbit stablecoin, penegak hukum, dan pemilik aset agar dapat memastikan keamanan finansial tanpa mengorbankan keadilan dan hak milik yang sah.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/tether-froze-44m-crypto-bulgarian-212011139.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/tether-froze-44m-crypto-bulgarian-212011139.html
Analisis Ahli
ZachXBT
"Menyoroti bahwa dana yang dibekukan terkait dengan skema investasi ponzi dan sering dipindahkan antar blockchain, sehingga pembekuan wajar tetapi harus berdasarkan prosedur yang benar."
Analisis Kami
"Kasus Riverstone versus Tether menggarisbawahi bagaimana cepatnya pergerakan aset kripto bisa menimbulkan dilema besar antara keamanan dan keadilan. Tether perlu menetapkan prosedur yang transparan dan bermitra dengan otoritas secara jelas untuk menghindari tuduhan penyalahgunaan dan mempertahankan kepercayaan pasar."
Prediksi Kami
Sengketa hukum seperti ini akan memicu regulasi yang lebih ketat dan prosedur yang lebih jelas untuk pembekuan aset kripto agar bisa melindungi hak pemilik yang sah sekaligus mendukung penegakan hukum secara efektif.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Tether pada April terkait USDT?A
Tether membekukan $44,7 juta USDT atas permintaan polisi Bulgaria.Q
Mengapa Riverstone Consultancy menggugat Tether?A
Riverstone menggugat Tether karena menganggap pembekuan aset dilakukan secara ilegal dan tidak sesuai prosedur.Q
Apa yang menjadi alasan polisi Bulgaria meminta pembekuan aset?A
Polisi Bulgaria meminta pembekuan aset karena mencurigai bahwa USDT terlibat dalam aktivitas ilegal.Q
Apa yang dituduhkan Riverstone terhadap Tether dalam gugatan mereka?A
Riverstone menuduh Tether melakukan pelanggaran kewajiban fidusia dan pengayaan yang tidak adil.Q
Apa yang menjadi masalah utama dalam prosedur pembekuan aset di dunia kripto?A
Masalah utama adalah bagaimana cepatnya penerbit stablecoin harus merespons permintaan penegakan hukum tanpa merugikan pihak yang sah.