Kerusakan Terumbu Karang Jadi Bukti Kiamat Iklim Telah Tiba
Courtesy of CNBCIndonesia

Kerusakan Terumbu Karang Jadi Bukti Kiamat Iklim Telah Tiba

Menginformasikan bahwa kerusakan terumbu karang akibat pemanasan global sudah menjadi kenyataan yang mengindikasikan Bumi telah melewati titik balik iklim, serta menekankan kebutuhan mendesak untuk perubahan kebijakan global guna mencegah kerusakan lebih parah.

13 Okt 2025, 20.20 WIB
135 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pemanasan global telah menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem terumbu karang.
  • Titik balik iklim telah terlewati dan bukan lagi ancaman di masa depan.
  • Perlunya tindakan global yang radikal untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi terumbu karang.
Jakarta, Indonesia - Para ilmuwan baru-baru ini memperingatkan bahwa tanda-tanda bumi menuju kehancuran lingkungan sudah terlihat jelas, khususnya di bawah laut. Panas ekstrem akibat pemanasan global menyebabkan kerusakan besar pada terumbu karang, yang merupakan ekosistem penting di lautan.
Laporan dari University of Exeter menyebutkan bahwa titik balik iklim yang selama ini dianggap risiko masa depan kini sudah menjadi kenyataan. Kerusakan terumbu karang akibat peningkatan suhu laut adalah salah satu contoh paling nyata dari dampak ini.
Fenomena pemutihan karang yang terjadi sejak awal 2023 merupakan yang keempat kalinya terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Sebanyak lebih dari 84% terumbu karang dunia mengalami dampak buruk akibat pemanasan laut ini.
Bahkan jika pemanasan global dikendalikan hingga 1,5°C seperti yang tertuang dalam Perjanjian Paris 2015, terumbu karang masih akan mengalami kerusakan serius. Solusi terbaik adalah menurunkan suhu global ke sekitar 1°C di atas tingkat pra-industri.
Namun, penurunan suhu tersebut sulit dicapai tanpa tindakan drastis melalui perubahan tata kelola dan kebijakan global. Ilmuwan menekankan pentingnya sistem pemerintahan yang mampu menghadapi tantangan besar ini untuk melindungi ekosistem laut.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251013131255-37-675305/tanda-kiamat-makin-terlihat-di-bawah-laut-ilmuwan-teriak-petaka

Analisis Ahli

Steve Smith
"Titik balik iklim bukan lagi teori, namun kenyataan yang sudah kita hadapi dan harus menjadi acuan prioritas kebijakan global."
Michael Studivan
"Kerusakan dan gangguan terumbu karang sudah terlalu sering dan parah sehingga pemulihan hampir mustahil tanpa intervensi serius."
Manjana Milkoreit
"Teknologi dan pengetahuan sudah tersedia, yang kurang hanyalah sistem pemerintahan global yang mampu mengambil keputusan berani dan radikal."

Analisis Kami

"Kondisi terumbu karang saat ini merupakan alarm keras bagi manusia bahwa tindakan nyata dan segera diperlukan, bukan hanya wacana. Tanpa reformasi kebijakan global dan implementasi teknologi penyerapan karbon yang masif, upaya penyelamatan ekosistem laut hanya akan menjadi mimpi belaka."

Prediksi Kami

Jika kebijakan global tidak berubah secara drastis, kerusakan besar-besaran pada terumbu karang dan ekosistem laut lain akan terus berlangsung, menyebabkan kerugian ekologis dan ekonomi yang sangat serius di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diperingatkan oleh ilmuwan terkait dengan pemanasan global?
A
Ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global telah menyebabkan tanda-tanda kiamat di bawah laut, khususnya merusak ekosistem terumbu karang.
Q
Apa yang terjadi pada ekosistem terumbu karang?
A
Ekosistem terumbu karang mengalami pemutihan besar-besaran akibat suhu laut yang meningkat, mengakibatkan hilangnya alga simbiotik yang penting bagi karang.
Q
Seberapa banyak terumbu karang yang terdampak menurut penelitian?
A
Penelitian memperkirakan lebih dari 84% ekosistem terumbu karang di seluruh dunia telah terdampak.
Q
Apa yang perlu dilakukan untuk menjaga terumbu karang tetap hidup?
A
Untuk menjaga terumbu karang tetap hidup, suhu global perlu didinginkan kembali ke sekitar 1°C di atas tingkat pra-industri dan harus ada perubahan kebijakan global.
Q
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini dari University of Exeter?
A
Tim dari University of Exeter yang dipimpin oleh Steve Smith terlibat dalam penelitian ini.