Courtesy of YahooFinance

Mahkamah Agung Tolak Tunda, Google Harus Buka Play Store untuk Pesaing

Menginformasikan penolakan Mahkamah Agung AS atas permintaan Google untuk menunda pelaksanaan perintah pengadilan yang mewajibkan perubahan besar dalam Play Store, serta dampaknya terhadap persaingan dan keamanan pengguna.

07 Okt 2025, 06.08 WIB

201 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Google harus mematuhi perintah pengadilan untuk mengubah Play Store, yang dapat meningkatkan kompetisi.
Perubahan tersebut dapat menimbulkan risiko keamanan bagi pengguna yang mengunduh aplikasi dari sumber alternatif.
Kasus ini merupakan bagian dari tren yang lebih besar terkait dengan praktik monopoli di industri teknologi.

Mountain View, Amerika Serikat - Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak permintaan Google untuk menunda perintah pengadilan yang mengharuskan perusahaan melakukan perubahan besar pada Play Store Android. Perubahan ini bertujuan untuk membuka persaingan dan menghilangkan praktik monopoli yang telah dianggap ilegal oleh pengadilan.

Dalam perintah pengadilan, Google diwajibkan memberikan akses penuh kepada pesaing untuk toko aplikasi dan menyediakan opsi pemasangan aplikasi alternatif dari luar Play Store. Namun, Google berargumen bahwa langkah ini dapat menimbulkan risiko keamanan seperti aplikasi berbahaya masuk ke perangkat pengguna.

Kasus ini bermula dari gugatan yang diajukan Epic Games, pembuat game Fortnite, yang menuduh Google mengambil untung besar lewat sistem pembayaran dalam aplikasi dengan komisi tinggi. Vonis juri menyatakan Google bersalah melakukan monopoli dalam pengaturan Play Store.

Selain Google, Apple juga menghadapi gugatan serupa terkait toko aplikasi iPhone, namun pengadilan tidak menyatakan Apple sebagai monopoli ilegal walau memerintahkan perubahan kecil seperti membuka opsi pembayaran alternatif.

Keputusan ini membuka pintu bagi munculnya persaingan baru dalam toko aplikasi Android dan sistem pembayaran aplikasi, yang diharapkan bisa menguntungkan konsumen melalui pilihan lebih banyak dan biaya lebih rendah, meski risiko keamanan menjadi tantangan yang harus dikelola.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/googles-play-store-shake-looms-230812646.html

Analisis Ahli

Tim Sweeney

"Langkah ini membuka jalan bagi pengguna agar bisa memilih sistem pembayaran alternatif yang lebih murah dan tanpa hambatan, memperbaiki ekosistem aplikasi yang selama ini didominasi oleh biaya tinggi dan keterbatasan pilihan."

James Donato

"Pembongkaran tembok digital Play Store perlu dilakukan sebagai upaya penting untuk menghentikan praktik abusive yang menghambat persaingan dan inovasi di pasar aplikasi."

Analisis Kami

"Keputusan Mahkamah Agung menunjukkan sikap tegas terhadap praktik monopoli digital yang merugikan persaingan sehat. Namun, Google harus bijak dalam mengimplementasikan perubahan ini supaya tidak mengorbankan keamanan para pengguna, yang merupakan tantangan besar di era aplikasi modern."

Prediksi Kami

Google kemungkinan harus segera melakukan perubahan pada Play Store, yang bisa memicu munculnya toko aplikasi alternatif dan memperbesar kompetisi di ekosistem Android, meskipun berisiko menimbulkan masalah keamanan yang harus diselesaikan selanjutnya.

Pertanyaan Terkait

Apa keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat terkait Google?

Mahkamah Agung menolak permohonan Google untuk melindungi Play Store dari perintah perubahan.

Apa yang diperintahkan oleh Hakim James Donato kepada Google?

Hakim James Donato memerintahkan Google untuk memberikan akses kepada pesaingnya terhadap semua aplikasi Android dan memungkinkan unduhan dari Play Store.

Mengapa Google menganggap perintah tersebut berisiko bagi pengguna?

Google menganggap perintah tersebut akan meningkatkan risiko keamanan dan keselamatan bagi pengguna dengan memungkinkan proliferasi konten berbahaya.

Siapa yang mengajukan gugatan antitrust terhadap Google?

Gugatan antitrust terhadap Google diajukan oleh Epic Games, pengembang permainan Fortnite.

Apa dampak dari perubahan yang diminta terhadap keuntungan Google?

Perubahan yang diminta kemungkinan akan mengurangi keuntungan Google, meskipun perusahaan masih memiliki sumber pendapatan utama dari jaringan iklan digital.