Courtesy of YahooFinance
Mengungkap Peran dan Risiko Kepemilikan Bitcoin Pemerintah Global di 2025
Memberikan informasi terkini tentang kepemilikan Bitcoin oleh pemerintah dunia, menyoroti langkah-langkah proteksi terhadap risiko teknologi masa depan, dan memperlihatkan bagaimana Bitcoin semakin menjadi aset strategis di tingkat global.
06 Okt 2025, 16.02 WIB
307 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Bitcoin semakin diakui sebagai penyimpan nilai yang penting oleh pemerintah global.
- Negara-negara kecil seperti Bhutan dan El Salvador mengambil langkah proaktif dalam mengelola Bitcoin untuk keuntungan ekonomi.
- Kekhawatiran terhadap risiko komputasi kuantum mempengaruhi bagaimana pemerintah menyimpan dan mengelola aset Bitcoin mereka.
Thimphu, Bhutan - Pada tahun 2025, sejumlah pemerintah di seluruh dunia mulai memegang dan mengelola cadangan Bitcoin yang besar sebagai bagian dari strategi ekonomi mereka. Total kepemilikan Bitcoin global oleh pemerintah mencapai sekitar 515.881 BTC dengan nilai yang mencapai miliaran dolar. Negara-negara seperti Amerika Serikat, China, dan Inggris menempati posisi teratas dalam daftar ini, namun sejumlah data menunjukkan adanya ketidakpastian dalam jumlah Bitcoin sebenarnya yang dimiliki terutama oleh AS.
Baca juga: Kasus Penipuan Kripto Rp 230.23 triliun ($14 Miliar) : Chen Zhi Pindahkan Bitcoin ke Dompet Baru
Di sisi lain, negara kecil seperti Bhutan dengan inovasi uniknya memanfaatkan energi hidroelektrik untuk menambang Bitcoin, yang membantu meningkatkan pendapatan dan stabilitas ekonomi nasionalnya. Bhutan juga mulai memecah kepemilikan Bitcoin ke beberapa dompet sebagai upaya mitigasi risiko keamanan seperti serangan dari teknologi komputasi kuantum yang diperkirakan bisa membahayakan aset kripto di masa depan.
Sementara itu, El Salvador mengikuti jejak Bhutan dengan membagi Bitcoin mereka ke 15 dompet yang berbeda dan membatasi setiap alamat hanya memegang 500 BTC sebagai strategi pengurangan risiko. Namun, El Salvador masih melanjutkan strategi investasi Bitcoin secara aktif meski wacana penghentian program pembelian ‘1 BTC setiap hari’ telah beredar yang menunjukkan ketidakpastian kebijakan di negara tersebut.
Catatan menarik lainnya datang dari Korea Utara melalui kelompok Lazarus yang menghasilkan pendapatan besar dari aktivitas serangan cyber yang menargetkan pasar cryptocurrency. Mereka berhasil menjual lebih dari Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) nilai Bitcoin, yang menunjukkan bagaimana negara dan kelompok tertentu dapat menggunakan Bitcoin untuk tujuan yang tidak sepenuhnya transparan namun tetap mempengaruhi pasar global.
Selain itu, muncul kabar bahwa China mungkin telah melepas sebagian besar kepemilikan Bitcoin yang diperoleh dari hasil penipuan besar PlusToken pada 2019. Hal itu mengindikasikan pergerakan signifikan di pasar Bitcoin yang dapat memengaruhi nilai dan stabilitas aset ini ke depannya. Sementara itu, Amerika Serikat memperkuat posisinya dengan membentuk Cadangan Strategis Bitcoin yang dapat diperluas melalui undang-undang baru, menandai era baru dalam peran Bitcoin di ekonomi dunia.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/top-government-bitcoin-holders-el-120215822.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/top-government-bitcoin-holders-el-120215822.html
Analisis Ahli
Michael Saylor
"Menganggap ancaman dari komputasi kuantum terhadap Bitcoin hanyalah 'hype' berlebihan dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan."
Analisis Kami
"Penggunaan Bitcoin oleh pemerintah khususnya oleh negara kecil seperti Bhutan menunjukkan bagaimana aset digital dapat berperan penting dalam stabilisasi ekonomi dan pengembangan sosial. Namun, ketidakpastian data kepemilikan dan ancaman keamanan dari teknologi seperti komputasi kuantum tetap menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi untuk menjaga kepercayaan pada Bitcoin."
Prediksi Kami
Di masa depan, lebih banyak negara akan membentuk cadangan Bitcoin strategis dan memperketat pengelolaan aset kripto mereka, sementara risiko keamanan terkait teknologi baru akan mendorong diversifikasi dan pembagian aset di beberapa dompet.