Courtesy of InterestingEngineering
Manusia Purba Hidup di Gurun Gobi Saat Gurun Ini Masih Basah dan Subur
Mengungkap keberadaan manusia purba yang adaptif di Gurun Gobi selama periode kelembaban Holosen Awal dan memahami bagaimana mereka membuat alat batu dari bahan jarak jauh dalam konteks perubahan iklim dan distribusi manusia pra-sejarah.
05 Okt 2025, 21.17 WIB
150 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penelitian ini menunjukkan bahwa manusia purba dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dan lingkungan.
- Bukti keberadaan manusia purba di Gurun Gobi lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
- Alat batu yang ditemukan menunjukkan kecerdasan dan keterampilan tinggi manusia purba dalam memproduksi dan menggunakan alat.
Gobi, Mongolia - Sebuah studi baru mengungkap bahwa manusia purba pernah hidup di Gurun Gobi, Mongolia, saat wilayah ini masih dipenuhi danau dan lahan basah. Penelitian ini memperpanjang waktu keberadaan mereka di tempat ini hingga 140.000 tahun yang lalu, jauh lebih lama dari yang diyakini sebelumnya.
Gurun Gobi, yang sekarang sangat kering dan keras, dulunya memiliki iklim yang jauh lebih lembab selama periode Holosen Awal. Kondisi ini memungkinkan manusia purba bertahan hidup dan bahkan menghasilkan alat-alat batu yang canggih dari bahan yang berasal dari lokasi-lokasi jauh.
Tim peneliti menggunakan berbagai teknik seperti geoarkeologi, sedimentologi, dan penanggalan luminesensi terstimulasi optik untuk menentukan usia dan kondisi tanah serta danau purba di tempat penelitian bernama Luulityn Toirom.
Sebanyak 2.726 artefak ditemukan, termasuk alat-alat yang dibuat dari batu giok dan kalsedoni, yang menunjukkan bahwa manusia purba sangat terampil dan memiliki kemampuan mobilitas serta pemahaman lingkungan yang baik untuk mendapatkan bahan baku dari jarak jauh.
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana manusia purba beradaptasi dan menyebar ke wilayah baru saat iklim global menghangat pasca Zaman Es, sekaligus mengisi kekosongan pengetahuan tentang komunitas prasejarah di zona kering Asia Tengah.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/stone-tools-in-mongolian-gobi
[1] https://interestingengineering.com/science/stone-tools-in-mongolian-gobi
Analisis Ahli
Dr. John D. Speth
"Penemuan ini sangat signifikan karena membuka wawasan baru tentang mobilitas dan inovasi teknologi Homo sapiens di wilayah yang sebelumnya dianggap tidak layak huni."
Prof. Li Liu
"Pendekatan luminesensi terstimulasi optik memungkinkan penanggalan yang akurat sehingga memberikan gambaran jelas tentang kelangsungan hidup manusia dalam iklim berubah di Asia Tengah."
Analisis Kami
"Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia purba jauh lebih adaptif dan berpikir strategis daripada yang kita duga sebelumnya, terutama dalam mengelola sumber daya dan lingkungan yang berubah drastis. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan multidisiplin dalam arkeologi untuk merekonstruksi sejarah manusia secara lebih kaya dan menyeluruh."
Prediksi Kami
Penelitian ini akan mendorong eksplorasi lebih lanjut di wilayah Gurun Gobi dan daerah arid lainnya untuk menemukan bukti baru tentang adaptasi manusia purba serta memperdalam pemahaman tentang migrasi dan strategi bertahan hidup di lingkungan yang berubah iklimnya.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh para peneliti di Gurun Gobi?A
Para peneliti menemukan bukti keberadaan manusia purba dan sejumlah alat batu di Gurun Gobi.Q
Berapa lama manusia purba dihuni di Gurun Gobi menurut penelitian ini?A
Manusia purba dihuni di Gurun Gobi dari sekitar 140.000 tahun yang lalu hingga sekitar 8.000 tahun yang lalu.Q
Apa metode yang digunakan untuk menentukan usia lapisan tanah?A
Metode optically stimulated luminescence digunakan untuk menentukan kapan tanah terakhir kali terpapar sinar matahari.Q
Apa jenis alat yang ditemukan di situs FV92?A
Alat yang ditemukan termasuk 2.726 artefak lithic yang digunakan untuk berbagai tugas.Q
Mengapa penelitian ini penting bagi pemahaman tentang manusia prasejarah?A
Penelitian ini penting karena mengisi celah dalam pengetahuan tentang perilaku teknologi masyarakat prasejarah di wilayah kering Asia Tengah.