Courtesy of CNBCIndonesia
10 Tanda Bahaya yang Bisa Mengancam Kiamat Dunia Ini
Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang berbagai tanda bahaya yang mengancam kelangsungan hidup manusia di Bumi dan mengajak untuk waspada serta bertindak mengatasi risiko-risiko tersebut demi menjaga masa depan keamanan dan keberlangsungan planet ini.
04 Okt 2025, 07.40 WIB
147 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kehadiran AI dan teknologi otonom dapat meningkatkan risiko eksistensial bagi umat manusia.
- Perubahan iklim dan pandemik merupakan ancaman serius yang harus dihadapi secara global.
- Tindakan dan keputusan pemimpin dunia berpengaruh besar terhadap kemampuan umat manusia dalam mengatasi masalah global.
Jakarta, Indonesia - Para ahli dari Pusat Studi Risiko Eksistensial (CSER) telah mengidentifikasi 10 tanda bahaya yang mengancam bumi dan kelangsungan hidup manusia. Mereka memberikan peringatan agar masyarakat dunia tidak mengabaikan risiko-risiko yang berkembang dan bisa berakhir pada kiamat atau kehancuran global.
Salah satu ancaman utama adalah perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang diperkirakan bisa menyamai kecerdasan manusia pada 2075. AI ini juga berpotensi meningkatkan risiko lain dan mempercepat kerusakan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Selain AI, ancaman pandemi juga menjadi perhatian besar karena risiko penyakit bisa muncul dari alam ataupun rekayasa genetika yang berbahaya. Eksperimen yang tidak hati-hati dapat meningkatkan peluang wabah yang mematikan bagi umat manusia.
Perang dengan senjata berukuran kecil tapi destruktif yang sulit dilacak asalnya juga diprediksi menjadi masalah serius. Ditambah lagi dengan ancaman perang nuklir yang masih sangat nyata khususnya antara Rusia dan Amerika Serikat yang memiliki sebagian besar senjata nuklir dunia.
Perubahan iklim dan tantangan kelangkaan pangan merupakan masalah krusial lain yang harus segera diatasi. Dengan populasi dunia yang terus bertambah, diperlukan langkah besar untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus menjaga lingkungan agar bencana besar dapat dicegah.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251004065217-37-672786/10-tanda-kiamat-ini-sudah-bermunculan-dunia-berakhir-lebih-cepat
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251004065217-37-672786/10-tanda-kiamat-ini-sudah-bermunculan-dunia-berakhir-lebih-cepat
Analisis Ahli
Tallinn
"AI tidak hanya akan menjadi sebuah alat, tapi juga bisa menjadi sumber risiko multifaset yang harus dikendalikan secara global agar tidak mempercepat bencana eksistensial."
Analisis Kami
"Ancaman yang disebutkan CSER merupakan cerminan nyata bagaimana kemajuan teknologi dan ketidakstabilan geopolitik bisa mempercepat bencana global. Sudah waktunya para pemimpin dunia dan masyarakat luas untuk menganggap serius potensi bahaya ini dan berinvestasi pada kerjasama internasional yang nyata serta regulasi yang ketat demi keselamatan planet kita."
Prediksi Kami
Jika teknologi seperti AI berkembang tanpa kontrol dan tindakan global terhadap perubahan iklim serta konflik nuklir tidak diambil, maka risiko terjadinya kiamat atau kehancuran besar akan semakin meningkat dalam beberapa dekade mendatang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi perhatian utama Pusat Studi Risiko Eksistensial?A
Pusat Studi Risiko Eksistensial mencatat sejumlah tanda bahaya yang mengancam Bumi, termasuk risiko dari AI dan perubahan iklim.Q
Bagaimana AI berpotensi meningkatkan risiko bagi umat manusia?A
AI berpotensi menyamai kecerdasan manusia dan dapat mengembangkan risiko baru yang merusak lingkungan.Q
Apa ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim menurut CSER?A
CSER menganggap perubahan iklim sebagai ancaman serius, namun ada harapan bahwa teknologi dapat membantu mengatasi masalah ini.Q
Mengapa perang nuklir menjadi risiko yang terus berkembang?A
Perang nuklir, terutama antara negara-negara besar seperti Rusia dan AS, dapat menimbulkan konsekuensi yang mengancam eksistensi manusia.Q
Apa yang dapat terjadi jika manusia tidak dapat meningkatkan produksi pangan?A
Jika tidak ada peningkatan dalam produksi pangan, populasi global yang terus berkembang dapat menghadapi kelaparan massal.