Fenomena Hujan Es di Jakarta Pusat: Penjelasan BMKG Saat Cuaca Ekstrem
Courtesy of CNBCIndonesia

Fenomena Hujan Es di Jakarta Pusat: Penjelasan BMKG Saat Cuaca Ekstrem

Memberikan penjelasan ilmiah tentang fenomena hujan es yang terjadi di wilayah tropis, khususnya di Cikini, Jakarta, sehingga masyarakat mengerti penyebab dan karakteristik hujan es tersebut.

01 Okt 2025, 16.00 WIB
69 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Hujan es dapat terjadi di daerah tropis seperti Indonesia, terutama saat masa peralihan musim.
  • Fenomena hujan es di Cikini menunjukkan pentingnya pemantauan cuaca oleh BMKG.
  • Kondisi atmosfer yang mendukung terbentuknya awan Cumulonimbus berperan besar dalam fenomena cuaca ekstrem.
Jakarta, Indonesia - Pada tanggal 30 September 2025, warga Cikini Jakarta Pusat dikejutkan oleh fenomena hujan es yang turun tiba-tiba sore hari sekitar pukul 15.05 WIB. Hujan deras disertai angin kencang dan butiran es kecil seperti kerikil jatuh selama kurang lebih satu menit, membuat banyak orang penasaran dan mencari penjelasan mengenai kejadian tersebut.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa hujan es sebenarnya bisa terjadi di daerah tropis seperti Indonesia, terutama saat masa peralihan musim yang dikenal dengan pancaroba. Fenomena ini dikarenakan kondisi atmosfer yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus, sebuah jenis awan hujan yang sangat tinggi dan padat.
Di bagian atas awan Cumulonimbus, suhu bisa mencapai -55 derajat Celcius, sangat dingin untuk membuat butiran es kecil yang kemudian terbawa turun ke permukaan bumi oleh hujan deras dan angin kencang. Sehingga, hujan es ini bukan hujan biasa melainkan fenomena yang terjadi secara lokal dan hanya berlangsung singkat.
BMKG juga menggunakan radar cuaca untuk mendeteksi fenomena ini. Hasil pemantauan radar menunjukkan reflektivitas tinggi di rentang 50-55 dBZ yang merupakan indikasi adanya presipitasi padat seperti es. Semakin merah warna pada radar menunjukkan suhu puncak awan yang sudah sangat dingin, yaitu sekitar -55°C.
Fenomena hujan es meskipun jarang di wilayah tropis, menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem bisa terjadi kapan saja terutama di musim peralihan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi cuaca dari BMKG agar bisa mengantisipasi kejadian serupa di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251001154600-37-671992/viral-hujan-es-turun-di-cikini-bmkg-ungkap-penyebabnya

Analisis Ahli

Guswanto
"Hujan es di wilayah tropis dapat terjadi saat musim peralihan dengan pembentukan awan Cumulonimbus yang tinggi dan suhu ekstrem di lapisan atas awan."

Analisis Kami

"Fenomena hujan es di daerah tropis memang jarang, tapi kejadiannya menandakan perubahan signifikan dalam pola cuaca yang harus diwaspadai. BMKG telah menunjukkan kemajuan dengan penggunaan radar cuaca yang mampu mendeteksi kondisi ekstrem ini secara akurat dan memberikan informasi penting bagi masyarakat."

Prediksi Kami

Fenomena hujan es meskipun langka dapat kembali terjadi di wilayah tropis seperti Jakarta, terutama pada masa peralihan musim, sehingga masyarakat perlu lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang tiba-tiba.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi di Cikini pada 30 September 2025?
A
Pada 30 September 2025, terjadi fenomena hujan es di Cikini, Jakarta Pusat.
Q
Apa penyebab terjadinya hujan es menurut BMKG?
A
Hujan es terjadi akibat kondisi atmosfer yang mendukung terbentuknya awan Cumulonimbus.
Q
Apa jenis awan yang terkait dengan fenomena hujan es?
A
Fenomena hujan es terkait dengan awan Cumulonimbus, yaitu jenis awan hujan yang sangat tinggi dan padat.
Q
Berapa suhu di lapisan atas awan Cumulonimbus?
A
Di lapisan atas awan Cumulonimbus, suhu dapat mencapai sekitar -55 derajat Celsius.
Q
Apa yang dapat dihasilkan oleh kondisi atmosfer saat pancaroba?
A
Kondisi atmosfer saat pancaroba dapat menghasilkan presipitasi padat seperti hujan es.