Bahaya Mengonsumsi Daging Ikan Hiu: Risiko Merkuri dan Racun Berbahaya
Courtesy of CNBCIndonesia

Bahaya Mengonsumsi Daging Ikan Hiu: Risiko Merkuri dan Racun Berbahaya

Memberikan pemahaman ilmiah mengenai bahaya konsumsi daging ikan hiu akibat kandungan merkuri, timbal, arsenik, dan urea yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia, terutama anak-anak.

29 Sep 2025, 10.15 WIB
387 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Daging ikan hiu dapat mengandung merkuri dan arsenik yang berbahaya bagi kesehatan.
  • Keracunan massal di Ketapang menunjukkan pentingnya pemilihan menu yang aman untuk anak-anak.
  • Biomagnifikasi membuat hiu berisiko tinggi mengakumulasi racun dalam tubuhnya.
Ketapang, Indonesia - Baru-baru ini terjadi kasus keracunan massal di Kalimantan Barat yang diduga akibat konsumsi daging ikan hiu dalam program Makan Bergizi Gratis. Banyak siswa SD mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi menu tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan ikan hiu sebagai bahan makanan.
Ikan hiu adalah predator puncak dalam rantai makanan laut sehingga mudah menyerap dan mengakumulasi berbagai racun seperti merkuri, timbal, dan arsenik dalam tubuhnya. Proses ini dikenal dengan biomagnifikasi, yang membuat daging ikan hiu berpotensi sangat berbahaya untuk dikonsumsi.
Merkuri khususnya dalam bentuk metilmerkuri sangat beracun dan dapat tersimpan dalam tubuh manusia, menyebabkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Dokter toksikologi menyatakan bahwa merkuri adalah salah satu racun yang paling aktif dan berbahaya bagi manusia.
Selain merkuri, penelitian juga menemukan kadar arsenik dan timbal yang tinggi dalam daging ikan hiu. Kandungan-kandungan ini melampaui standar aman bagi konsumsi manusia, terutama pada anak-anak yang lebih rentan terhadap efek racun tersebut.
Tidak hanya itu, kandungan urea dalam daging hiu yang terurai menjadi amonia setelah kematian hiu juga membuat daging terasa dan berbau tidak sedap. Kesimpulannya, mengonsumsi ikan hiu sangat tidak disarankan demi menjaga kesehatan, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250929095807-37-670961/alasan-ilmiah-daging-hiu-tak-boleh-dimakan-bukan-cuma-tinggi-merkuri

Analisis Ahli

Dr. Hermann Fruse
"Merkuri adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia dan dapat menumpuk dalam tubuh melalui konsumsi ikan predator tingkat tinggi seperti hiu."
Jann Gilbert
"Kadar arsenik yang ditemukan pada berbagai spesies hiu jauh melebihi batas konsumsi aman, sehingga konsumsi daging hiu harus dihindari."

Analisis Kami

"Sebagai ahli kesehatan masyarakat, saya melihat pentingnya edukasi dan pengawasan ketat dalam program pemberian makanan agar tidak terjadi pengulangan kasus keracunan. Selain itu, pemerintah harus menetapkan regulasi yang jelas terkait bahan makanan yang aman untuk anak-anak demi menghindari bahaya toksikologi yang serius."

Prediksi Kami

Kasus keracunan akibat konsumsi daging ikan hiu dapat memicu regulasi lebih ketat terkait pemilihan menu makanan dalam program pemerintah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan dari konsumsi ikan predator besar.

Pertanyaan Terkait

Q
Mengapa daging ikan hiu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi?
A
Daging ikan hiu dianggap berbahaya karena dapat mengandung merkuri dan racun lainnya yang terakumulasi dalam jumlah tinggi.
Q
Apa yang menyebabkan keracunan massal di Ketapang, Kalimantan Barat?
A
Keracunan massal di Ketapang diduga disebabkan oleh konsumsi daging ikan hiu dalam program Makan Bergizi Gratis.
Q
Apa itu biomagnifikasi dan bagaimana hubungannya dengan ikan hiu?
A
Biomagnifikasi adalah proses akumulasi racun dalam makanan yang terjadi saat predator berada di puncak rantai makanan, seperti hiu.
Q
Apa dampak dari mengonsumsi metilmerkuri dan arsenik?
A
Mengonsumsi metilmerkuri dapat menyebabkan keracunan, sedangkan arsenik dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
Q
Mengapa kadar urea dalam daging ikan hiu menjadi masalah?
A
Kadar urea yang tinggi dalam daging ikan hiu dapat terurai menjadi amonia, menyebabkan rasa dan bau tidak sedap pada daging.