AI Hadirkan Suara Orang Meninggal, Bantu Proses Berduka dengan Risiko Etis
Courtesy of CNBCIndonesia

AI Hadirkan Suara Orang Meninggal, Bantu Proses Berduka dengan Risiko Etis

Menggambarkan bagaimana teknologi AI digunakan untuk menciptakan kembali suara dan kehadiran digital orang yang telah meninggal, sekaligus mengangkat isu etika, privasi, dan dampak emosional dari penggunaan teknologi ini.

14 Sep 2025, 11.30 WIB
246 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kecerdasan Buatan dapat digunakan untuk menciptakan kembali suara orang yang telah meninggal, memberikan koneksi emosional bagi yang ditinggalkan.
  • Teknologi kesedihan berkembang pesat, dengan banyak perusahaan berinovasi dalam menciptakan avatar digital untuk membantu proses berduka.
  • Kekhawatiran etika dan emosional terkait dengan penggunaan teknologi ini harus dipertimbangkan, termasuk masalah persetujuan dan privasi data.
Edinburgh, Skotlandia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang dan kini bisa menyajikan kembali suara orang yang telah meninggal. Diego Felix Dos Santos adalah seorang pria yang mengunggah pesan suara ayahnya yang meninggal, lalu membuat pesan baru menggunakan platform AI Eleven Labs. Ia merasa melalui teknologi ini, seolah-olah ayahnya ada kembali dan bisa diajak berbicara.
Beberapa perusahaan startup di Amerika Serikat seperti StoryFile dan HereAfter AI mengembangkan teknologi yang memungkinkan orang membuat avatar digital dari orang tercinta yang sudah meninggal. Produk ini dimaksudkan untuk membantu orang mengatasi rasa kehilangan dan menjaga kenangan agar tidak hilang seiring waktu.
Meski teknologi ini menawarkan kenyamanan, ada kekhawatiran dari sisi etika dan perlindungan data. Beberapa ahli menekankan bahwa persetujuan dari orang yang direplikasi harus dipastikan dan privasi harus dijaga agar tidak ada penyalahgunaan data di masa depan.
Selain itu, dampak emosional bagi pengguna juga menjadi perhatian. Teknologi ini dianggap tidak dapat menggantikan proses berduka yang alami dan personal, tetap diperlukan usaha manusia untuk menerima kehilangan secara emosional tanpa hanya bergantung pada AI.
Seiring teknologi ini terus berkembang, para pakar menyerukan pentingnya regulasi dan protokol keselamatan. Penggunaan AI untuk membuat kembaran digital harus dilakukan dengan hati-hati dan etis, serta dibatasi demi menjaga kesejahteraan psikologis manusia dan hak privasi data.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250914095825-37-666764/ai-jadi-dukun-digital-bangkitkan-suara-orang-yang-sudah-meninggal

Analisis Ahli

Katarzyna Nowaczyk-Basińska
"Mengingat insentif komersial yang tinggi, transparansi dan perlindungan data menjadi sangat penting agar privasi orang yang sudah meninggal tetap terjaga dalam jangka panjang."
Cody Delistraty
"Duka tidak bisa dipercepat atau dilewati melalui avatar digital; setiap orang harus menjalani proses berkabung secara alamiah tanpa beban teknologi AI."

Analisis Kami

"Penggunaan AI untuk mereplikasi suara dan kehadiran digital seseorang yang telah meninggal memang inovatif, namun tidak bisa menggantikan proses berkabung alami yang sangat personal dan emosional. Tanpa regulasi yang ketat, teknologi ini berisiko disalahgunakan dan menimbulkan kerugian psikologis bagi keluarga yang menggunakannya."

Prediksi Kami

Teknologi avatar digital dari orang yang sudah meninggal akan semakin berkembang dan menjadi lebih personal, namun diikuti oleh regulasi dan protokol etis yang lebih ketat untuk mengatasi isu privasi dan dampak psikologis.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan Diego Felix Dos Santos untuk mengenang ayahnya?
A
Diego Felix Dos Santos menggunakan teknologi AI untuk menciptakan kembali suara mendiang ayahnya melalui klon suara.
Q
Apa itu teknologi kesedihan?
A
Teknologi kesedihan adalah teknologi yang dirancang untuk membantu orang memproses kesedihan dan mengenang orang yang telah meninggal.
Q
Bagaimana Eleven Labs berkontribusi dalam menciptakan klon suara?
A
Eleven Labs memungkinkan pengguna untuk mengunggah pesan suara dan menciptakan pesan baru dengan suara orang yang telah meninggal menggunakan kecerdasan buatan.
Q
Apa saja risiko etika yang terkait dengan penggunaan teknologi AI setelah kematian?
A
Risiko etika termasuk masalah persetujuan, perlindungan data, dan potensi eksploitasi komersial dari kenangan orang yang telah meninggal.
Q
Mengapa beberapa orang percaya bahwa teknologi AI tidak dapat menggantikan proses berduka?
A
Beberapa orang percaya bahwa teknologi AI tidak dapat menggantikan proses berduka karena duka adalah pengalaman individu yang harus dilalui secara alami.