Courtesy of TechCrunch
Skema Pekerjaan IT Jarak Jauh Palsu Ungkap Ancaman Siber dari Korea Utara
24 Jan 2025, 16.17 WIB
111 dibaca
Share
Otoritas AS telah menuntut lima orang yang diduga terlibat dalam skema penipuan selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pekerjaan IT jarak jauh dengan banyak perusahaan Amerika. Di antara yang dituntut adalah dua warga negara Korea Utara, Jin Sung-Il dan Pak Jin-Song, serta beberapa warga negara AS dan Meksiko. Mereka dituduh menggunakan perangkat lunak akses jarak jauh untuk menyembunyikan lokasi mereka dan memberikan dokumen identitas palsu kepada orang-orang Korea Utara tersebut. Skema ini berlangsung dari April 2018 hingga Agustus 2024 dan melibatkan setidaknya 64 perusahaan Amerika, menghasilkan pendapatan lebih dari Rp 14.25 miliar ($866,255) .
Departemen Kehakiman AS berkomitmen untuk menghentikan skema yang dilakukan oleh Korea Utara ini, yang berusaha menipu perusahaan-perusahaan AS agar mendanai program-program pemerintah Korea Utara, termasuk program senjata. FBI juga mengeluarkan peringatan bahwa pekerja IT dari Korea Utara semakin terlibat dalam aktivitas jahat, seperti pencurian data dan kegiatan kriminal siber lainnya. Mereka menggunakan akses ilegal ke jaringan perusahaan untuk mencuri data sensitif dan menghasilkan uang untuk rezim Korea Utara.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/01/24/us-indicts-five-individuals-in-crackdown-on-north-koreas-illicit-it-workforce/
[1] https://techcrunch.com/2025/01/24/us-indicts-five-individuals-in-crackdown-on-north-koreas-illicit-it-workforce/
Analisis Ahli
Krebs on Security
"Kasus ini merupakan contoh nyata bagaimana ancaman siber dapat datang dari metode sosial engineering dan eksploitasi sistem kerja modern, yang membutuhkan kesiapan lebih besar dalam pengamanan identitas dan endpoint perusahaan."
Bruce Schneier
"Manipulasi akses jarak jauh dengan dokumen palsu bukan hanya masalah teknis, tapi juga masalah kebijakan dan penegakan hukum, yang memerlukan kolaborasi antarnegara untuk menindaklanjuti skema cyber seperti ini."
Analisis Kami
"Kasus ini menunjukkan betapa canggih dan sistematisnya metode yang digunakan untuk menipu perusahaan melalui kerja jarak jauh, sebuah ancaman nyata bagi keamanan IT global. Perusahaan harus meningkatkan protokol verifikasi identitas dan memperkuat pengawasan terhadap alat serta kegiatan akses jarak jauh untuk menghindari eksploitasi serupa di masa depan."
Prediksi Kami
Peningkatan pengawasan dan tindakan penegakan hukum di sektor teknologi dan keamanan siber mungkin terjadi untuk mencegah skema serupa, serta kemungkinan penerapan regulasi yang lebih ketat terhadap pekerja jarak jauh asing di perusahaan AS.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang diindikasikan dalam skema penipuan ini?A
Lima orang diindikasikan, termasuk warga negara Korea Utara Jin Sung-Il dan Pak Jin-Song, serta warga negara AS Erick Ntekereze Prince dan Emanuel Ashtor.Q
Apa tujuan dari skema penipuan yang dilakukan oleh para pelaku?A
Tujuan dari skema penipuan ini adalah untuk mendapatkan pekerjaan IT jarak jauh dari perusahaan-perusahaan Amerika dengan menyembunyikan identitas dan lokasi asli mereka.Q
Bagaimana para pelaku menyembunyikan lokasi mereka?A
Para pelaku menyembunyikan lokasi mereka dengan menginstal perangkat lunak akses jarak jauh dan menggunakan dokumen identitas palsu.Q
Apa yang ditemukan di rumah Emanuel Ashtor?A
Di rumah Emanuel Ashtor, FBI menemukan bukti adanya 'laptop farm' yang digunakan untuk menipu perusahaan-perusahaan.Q
Apa yang dilakukan FBI terkait dengan aktivitas IT pekerja Korea Utara?A
FBI merilis peringatan tentang aktivitas jahat yang dilakukan oleh pekerja IT Korea Utara, termasuk pencurian data dan aktivitas kriminal siber.