Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Fenomena Smiley Face di Langit Indonesia Membuat Publik Penasaran

Share

Fenomena 'Smiley Face' yang muncul di langit Indonesia telah menarik perhatian publik dan para ilmuwan. BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) sedang menyelidiki penyebab fenomena ini yang terlihat jelas selama akhir pekan ini.

24 Apr 2025, 17.00 WIB

Fenomena Langit April 2025: Smiley Face Planeter dan Hujan Meteor

Fenomena Langit April 2025: Smiley Face Planeter dan Hujan Meteor
Pada Jumat, 25 April 2025, sekitar satu jam sebelum matahari terbit, bulan sabit akan muncul dekat dengan planet Venus yang sangat terang dan planet Saturnus yang bercincin, membentuk 'wajah tersenyum' di langit pagi. Namun, fenomena ini tidak akan se-dramatis yang digembar-gemborkan di media sosial. Venus saat ini juga berbentuk sabit dan sangat dekat dengan Bumi, sehingga terlihat sangat terang. Venus mengorbit matahari dalam 225 hari, sementara Bumi dalam 365 hari. Saat konjungsi 'wajah tersenyum', Venus akan terlihat 24% terang. Saturnus, yang membutuhkan 29,4 tahun Bumi untuk mengorbit matahari, akan mencapai oposisi pada 21 September, di mana ia akan terlihat paling besar, terang, dan terbaik di langit malam. April juga akan menyaksikan puncak hujan meteor Lyrid pada malam 21-22 April dengan sekitar 18 meteor per jam. Beberapa minggu kemudian, pada 5 Mei, hujan meteor Eta Aquariid akan mencapai puncaknya dengan sekitar 40-60 meteor per jam. Kedua fenomena ini akan menjadi tontonan menarik bagi para pengamat langit di Bumi.
24 Apr 2025, 14.20 WIB

Fenomena Smiley Face di Langit: Konjungsi Venus-Bulan-Saturnus April 2025

Fenomena Smiley Face di Langit: Konjungsi Venus-Bulan-Saturnus April 2025
Fenomena Smiley Face atau Bulan tersenyum akan muncul di langit Bumi pada 25 April 2025. Fenomena ini terjadi akibat konjungsi antara Bulan Sabit, Venus, dan Saturnus yang membentuk formasi menyerupai wajah tersenyum. Observatorium Bosscha menyatakan bahwa fenomena ini dapat dinikmati sekitar pukul 03.14 WIB di Indonesia. Namun, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa konfigurasi bulan sabit tua dengan Venus dan Saturnus di atasnya baru terlihat menjelang matahari terbit 26 April 2025 di Indonesia. Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika di BRIN, Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa posisi Venus dan Saturnus jauh di atas Bulan sabit jika dilihat dari Indonesia, sehingga warga RI tidak akan melihat gambaran wajah tersenyum. Fenomena ini disebut konjungsi dalam istilah astronomi dan dapat dilihat dengan mata telanjang. NASA juga menyatakan bahwa planet Merkurius diperkirakan bisa terlihat rendah di cakrawala timur, meski visibilitasnya tergantung pada kondisi langit yang cerah. Bagi pengamat yang memiliki teleskop atau teropong bintang, smiley face bisa tampak lebih detail.
24 Apr 2025, 11.25 WIB

Fenomena 'Smiley Face' di Langit: Konjungsi Venus, Saturnus, dan Bulan Sabit

Fenomena 'Smiley Face' di Langit: Konjungsi Venus, Saturnus, dan Bulan Sabit
Pada tanggal 25 April 2024, akan terjadi fenomena langit unik yang disebut 'smiley face' di mana Venus, Saturnus, dan Bulan sabit akan terlihat bersamaan membentuk wajah tersenyum. Fenomena ini akan terlihat 90 derajat searah jarum jam, sehingga pengamat perlu memiringkan kepala untuk melihatnya dengan jelas. Venus akan terlihat sangat cerah sepanjang minggu ini dan akan terlihat sebelum Matahari terbit. Observatorium Bosscha melaporkan bahwa konjungsi Venus-Bulan-Saturnus dapat dinikmati sekitar pukul 03.14 WIB pada 25 April. Saturnus akan terbit setelah berselang 5 menit dari Venus, dan ketiganya akan tampak di langit timur sebelum menghilang dari pandangan ketika Matahari terbit sekitar pukul 05.18 WIB. Namun, di Indonesia, fenomena ini terjadi saat Matahari di atas cakrawala, sehingga langit terlalu terang untuk menampakkan ketiga objek. Di beberapa negara yang menampakkan 'smiley face' secara jelas pada malam hari, Venus dan Saturnus akan cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang. Namun, disarankan untuk menggunakan alat bantu seperti binokular dan teleskop untuk melihat Bulan sabit dengan jelas. Selain itu, Merkuri juga akan terlihat di bawah konjungsi Venus-Bulan-Saturnus, tetapi hanya samar-samar dan hanya di wilayah-wilayah spesifik.

Baca Juga

  • Transformasi Digital Kesehatan: Meningkatkan Perawatan Pasien Melalui AI dan Interoperabilitas

  • Regulasi Panduan Kesehatan Mental yang Disampaikan oleh AI

  • Konvergensi Teknologi Kuantum dalam Komputasi, Pertahanan, dan Material

  • Mengurai Dinamika Hubungan: Pola Psikologis dalam Interaksi Modern

  • Teknologi Militer Tiongkok yang Muncul dan Ketegangan Diplomatik AS