
Awal bulan Desember, Google mengeluarkan peringatan keamanan darurat terkait dua kerentanan besar yang sedang dieksploitasi pada sistem operasi Android. Kerentanan ini memungkinkan penyerang menjalankan serangan yang dapat menyebabkan perangkat menjadi tidak responsif tanpa perlu akses lebih lanjut. Google segera merilis pembaruan keamanan tersebut bagi pengguna Pixel, tapi pengguna perangkat Android lainnya, termasuk Samsung, belum mendapatkan pembaruan itu.
Samsung sebagai produsen Android terbesar dengan lebih dari 30% pangsa pasar mendapat sorotan kritis karena lambatnya mereka memberikan pembaruan. Meski Samsung sudah mengerjakan perbaikan, siklus mereka yang bisa mencapai satu bulan menjadi masalah besar di tengah serangan yang sedang aktif. Samsung hanya memberikan pembaruan yang mulus untuk model tertentu saja, seperti Galaxy S25 dan satu model mid-range, meninggalkan banyak perangkat lain terlambat menerima patch penting.
Peringatan ini tidak hanya datang dari Google, tapi juga dari CISA, lembaga cyber defense Amerika Serikat, yang segera menginstruksikan staf federal untuk memperbarui atau menghentikan penggunaan ponsel berisiko. CISA menyebut kerentanan ini dapat berujung pada eskalasi hak istimewa yang sangat berbahaya bila dimanfaatkan oleh penyerang. Hal ini menegaskan bahwa masalah keamanan ini bukanlah masalah kecil, tetapi ancaman nyata bagi pengguna dan organisasi.
Perlambatan pembaruan ini menjadi perdebatan karena Google, yang mengembangkan Android, memiliki kontrol penuh terhadap pembaruan dan fitur baru di perangkat Pixel mereka. Sebaliknya, produsen lain seperti Samsung harus mengikuti jadwal dan proses yang lebih kompleks dengan berbagai model, operator, dan wilayah yang berbeda. Akibatnya, pembaruan sering terlambat dibandingkan Google Pixel dan bahkan Apple yang terkenal cepat dan handal dalam menjamin keamanan perangkat mereka.
Dalam kondisi serangan yang terus meningkat, penting bagi Samsung dan produsen Android lain untuk merombak sistem pembaruan mereka supaya dapat mengirim patch dengan cepat dan merata ke seluruh penggunanya. Jika tidak, kerentanan seperti ini bisa dimanfaatkan secara masif, menurunkan kepercayaan dan membuat pengguna beralih ke sistem yang lebih aman. Android secara keseluruhan perlu perubahan supaya keamanan penggunanya lebih terlindungi.