Departemen Tenaga Kerja Perketat Pengawasan Visa H-1B, Perusahaan Harus Waspada
Courtesy of Forbes

Departemen Tenaga Kerja Perketat Pengawasan Visa H-1B, Perusahaan Harus Waspada

Memberikan pemahaman tentang penguatan penegakan hukum Departemen Tenaga Kerja AS terhadap program visa H-1B, dampaknya pada perusahaan teknologi besar dan usaha kecil, serta pentingnya kepatuhan perusahaan agar dapat menghadapi investigasi dengan baik.

04 Des 2025, 21.31 WIB
210 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Investigasi Departemen Tenaga Kerja terhadap visa H-1B meningkat untuk melindungi hak pekerja.
  • Perusahaan teknologi besar mendominasi pengajuan visa H-1B, sementara perusahaan asal India menurun.
  • Kepatuhan terhadap aturan dan persyaratan visa H-1B sangat penting untuk menghindari pelanggaran dan sanksi.
Washington D.C., Amerika Serikat - Amerika Serikat melalui Departemen Tenaga Kerja (DOL) kembali memperketat pengawasan terhadap program visa H-1B dengan mengumumkan hingga 200 investigasi terkait dugaan pelanggaran. Pengawasan ini menegaskan kembali peran DOL yang sebelumnya agak tersisih oleh USCIS dalam penegakan aturan visa tersebut. Langkah ini penting karena visa H-1B adalah jalur utama bagi pekerja asing berketerampilan tinggi agar bisa bekerja di AS secara legal dalam jangka panjang.
Visa H-1B mengharuskan perusahaan membayar gaji minimum yang lebih tinggi dari rata-rata bagi pekerja dengan pengalaman dan kualifikasi serupa di AS. Perusahaan teknologi besar seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Apple mendominasi penerimaan visa ini, sementara perusahaan asal India yang dulu banyak menggunakan visa ini kini mengalami penurunan tajam. Hal ini menandakan pergeseran dinamika pemanfaatan visa H-1B di sektor teknologi AS.
Banyak pelanggaran terkait visa H-1B disebabkan oleh ketidaktahuan aturan oleh perusahaan, seperti memotong gaji pegawai terkait biaya lisensi atau bonus yang tidak dijamin yang dapat menyebabkan pelanggaran upah. Selain itu, perusahaan juga seringkali melakukan kesalahan saat memecat pemegang visa H-1B, seperti tidak memberitahu USCIS atau tidak membayar biaya pulang pegawai ke negara asalnya, yang semuanya melanggar hukum AS.
DOL juga meluncurkan Operation Firewall, sebuah inisiatif untuk memastikan hak dan upah pekerja AS dilindungi dan memastikan perusahaan memprioritaskan pekerja AS saat melakukan rekrutmen. Para ahli hukum menyarankan perusahaan harus mempersiapkan dokumen dan sistem pelaporan mereka dengan rapi agar dapat menghadapi audit dan investigasi yang semakin ketat tersebut.
Meskipun ada kritik yang menyebut pekerja H-1B berkompetensi biasa karena gaji yang dianggap 'tingkat pemula', data menunjukkan sebagian besar pemegang visa ini memiliki gelar master atau lebih dan bekerja di bidang teknik atau teknologi tinggi dengan gaji rata-rata lebih dari 136,000 dolar AS per tahun. Penegakan hukum yang kuat diyakini akan terus berlanjut selama pemerintahan Trump untuk melindungi tenaga kerja AS dan menjaga integritas program visa H-1B.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/stuartanderson/2025/12/04/unprepared-companies-at-risk-in-h-1b-visa-immigration-crackdown/

Analisis Ahli

Eddie Raleigh
"Perusahaan harus mempersiapkan diri dengan baik untuk audit dan memastikan dokumentasi lengkap dan tertata, karena banyak pelanggaran disebabkan oleh ketidakpahaman aturan, khususnya terkait upah dan prosedur pemutusan kerja."

Analisis Kami

"Pengawasan ketat oleh DOL sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara perlindungan tenaga kerja lokal dan kebutuhan perusahaan akan talenta asing. Namun, tekanan regulasi ini bisa memperlambat inovasi karena menambah beban administratif dan risiko hukum yang harus dihadapi perusahaan teknologi dan IT services."

Prediksi Kami

Penegakan hukum dan investigasi visa H-1B oleh Departemen Tenaga Kerja akan semakin intensif dalam beberapa tahun ke depan, memaksa perusahaan untuk lebih teliti dalam mematuhi aturan dan meningkatkan transparansi dalam proses perekrutan tenaga kerja asing.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan dari inisiatif Operasi Firewall yang diumumkan oleh Departemen Tenaga Kerja?
A
Tujuan dari inisiatif Operasi Firewall adalah melindungi hak, upah, dan kesempatan kerja pekerja terampil Amerika dengan memastikan bahwa perusahaan memprioritaskan pekerja Amerika yang berkualitas.
Q
Mengapa perusahaan teknologi seperti Amazon dan Google mengajukan banyak petisi visa H-1B?
A
Perusahaan teknologi seperti Amazon dan Google mengajukan banyak petisi visa H-1B karena mereka membutuhkan tenaga kerja terampil, terutama dalam bidang kecerdasan buatan dan teknologi informasi.
Q
Apa saja metode yang digunakan oleh Departemen Tenaga Kerja untuk memulai investigasi?
A
Departemen Tenaga Kerja dapat memulai investigasi melalui keluhan dari pihak yang dirugikan, informasi dari sumber terpercaya, audit acak, atau sertifikasi pribadi dari Sekretaris Tenaga Kerja.
Q
Apa yang dimaksud dengan pelanggaran visa H-1B menurut artikel ini?
A
Pelanggaran visa H-1B dapat terjadi jika perusahaan tidak membayar gaji yang tepat atau tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh hukum imigrasi AS.
Q
Bagaimana perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk audit atau investigasi terkait visa H-1B?
A
Perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk audit dengan mengumpulkan semua dokumen yang relevan dan memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban pemberitahuan kepada pekerja AS.