
Courtesy of CNBCIndonesia
Indonesia di Peringkat 80 GTCI 2025: Fokus Tinggi pada Talenta AI dan Adaptasi Teknologi
Memberikan gambaran terbaru dan mendalam mengenai posisi kompetitif Indonesia dalam pengelolaan talenta global sekaligus menekankan tantangan utama yang harus dihadapi di era digital dan adopsi AI.
27 Nov 2025, 16.42 WIB
153 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Indonesia berada di peringkat 80 dalam GTCI 2025, menunjukkan tantangan dalam daya saing talenta.
- Kemampuan beradaptasi talenta Indonesia masih rendah, meskipun ada keunggulan dalam pemusatan talenta AI.
- Terdapat pilar-pilar penting yang dinilai, seperti regulasi, daya tarik, pengembangan, dan retensi talenta.
Jakarta, Indonesia - Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2025 kembali dirilis dan menempatkan Indonesia di peringkat 80 dari 135 negara. Indeks ini penting karena mengukur kemampuan suatu negara dalam mengembangkan, menarik, dan mempertahankan talenta di tengah persaingan ekonomi global yang makin ketat.
GTCI pertama kali diluncurkan pada 2013 oleh INSEAD, bekerja sama dengan Human Capital Leadership Institute dan Adecco Group. Tahun ini, Portulans Institute ikut memperkuat analisis dan cakupan indikator sehingga hasilnya lebih komprehensif dan mencakup faktor-faktor baru seperti adopsi AI dan kesejahteraan karyawan.
Indonesia mendapat skor keseluruhan 41,18, berada di bawah rata-rata kelompok negara berpendapatan menengah atas yang mencapai 43,14. Peringkat tertinggi Indonesia ada di bidang pemusatan talenta AI, tetapi kemampuan umum adaptasi terhadap teknologi dan dunia kerja masih sangat rendah.
Dari 6 pilar yang diukur, kemampuan menarik talenta (Attract) dan skill adaptif (Generalist Adaptive Skills) menjadi area yang perlu perhatian serius. Selain itu, Indonesia juga masih tertinggal dalam penggunaan software bisnis, pemberdayaan perempuan, pelatihan di dalam perusahaan, dan perlindungan lingkungan hidup.
Laporan ini menunjukkan perlunya perbaikan regulasi, pengembangan skill digital, dan kebijakan ketenagakerjaan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global, terutama dalam mengoptimalkan talenta di era teknologi canggih dan AI.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251127112950-37-688957/kekurangan-terparah-sdm-indonesia-diungkap-hasil-riset
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251127112950-37-688957/kekurangan-terparah-sdm-indonesia-diungkap-hasil-riset
Analisis Ahli
McKinsey Global Institute
"Peningkatan skill digital dan pemberdayaan perempuan menjadi kunci utama agar negara berkembang dapat bersaing dalam ekonomi berbasis teknologi tinggi."
WEF (World Economic Forum)
"Adopsi teknologi baru seperti AI harus diimbangi dengan pelatihan yang memadai agar tenaga kerja tidak kehilangan relevansi di pasar kerja global."
Analisis Kami
"Indonesia sudah mulai menunjukkan kemajuan di bidang AI, namun kekurangan dalam adaptasi teknologi dan pemberdayaan SDM masih menjadi hambatan utama. Jika tidak ada perbaikan cepat dalam pelatihan dan inklusi perempuan, posisi Indonesia dalam kompetisi global talenta dapat semakin tertinggal."
Prediksi Kami
Indonesia kemungkinan akan memperkuat regulasi dan kebijakan yang fokus pada pengembangan skill digital dan AI untuk meningkatkan daya saing talenta di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan Global Talent Competitiveness Index (GTCI)?A
Global Talent Competitiveness Index (GTCI) adalah indeks yang menilai kapasitas suatu negara dalam mengembangkan, menarik, dan mempertahankan talenta.Q
Di peringkat berapa Indonesia berada dalam GTCI 2025?A
Indonesia berada di peringkat 80 dari 135 negara dalam GTCI 2025.Q
Apa saja pilar yang dinilai dalam GTCI?A
Pilar yang dinilai dalam GTCI meliputi Enable, Attract, Grow, Retain, dan Vocational & Technical Skills.Q
Apa yang menjadi kelemahan Indonesia berdasarkan laporan GTCI 2025?A
Kelemahan Indonesia berdasarkan laporan GTCI 2025 adalah pada kemampuan umum untuk beradaptasi dan penggunaan software bisnis serta cloud.Q
Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan GTCI?A
Penyusunan GTCI melibatkan INSEAD, Human Capital Leadership Institute, Adecco Group, dan Portulans Institute.




