
Courtesy of Forbes
Mengelola Risiko Keamanan AI di Era Kecerdasan Buatan yang Cepat Berkembang
Mengajak pemimpin teknologi untuk memahami dan mengantisipasi lanskap risiko keamanan AI yang terus berkembang, serta menekankan pentingnya integrasi keamanan yang menyeluruh dan tata kelola yang etis dalam pengembangan dan penggunaan AI agar inovasi dapat berjalan secara bertanggung jawab dan aman.
26 Nov 2025, 21.45 WIB
127 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Keamanan AI harus menjadi prinsip desain inti dalam pengembangan teknologi.
- Penting untuk memantau dan mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan model AI yang terus berkembang.
- Edukasi dan pelatihan tentang keamanan AI sangat diperlukan untuk semua pemangku kepentingan dalam organisasi.
global, dunia - AI saat ini berkembang pesat, tidak hanya mengandalkan data sempurna tetapi sudah mampu belajar, beradaptasi, dan meniru cara berpikir manusia. Ini membuka banyak peluang seperti otomatisasi tingkat tinggi, personalisasi pengalaman pengguna, serta deteksi ancaman keamanan siber secara canggih. Namun, kemampuan ini juga membawa risiko keamanan baru yang perlu dipahami dengan baik, terutama bagi perusahaan yang ingin berkembang cepat dengan teknologi AI.
Beberapa ancaman utama yang dihadapi terkait AI mencakup Shadow AI, yaitu penggunaan alat AI tanpa pengawasan yang dapat menyebabkan bocornya data dan risiko kepatuhan. Selain itu, ada AI-led threats, di mana AI digunakan untuk menciptakan malware adaptif dan serangan phishing realistis. Ancaman paling kritis adalah inference layer threats, serangan yang terjadi setelah model AI diimplementasikan dan berpotensi meracuni data pelatihan model serta menghasilkan output berbahaya.
Untuk menghadapi ancaman ini, perusahaan perlu mengamankan setiap titik interaksi AI—dari input prompt, output, hingga rekomendasi yang dihasilkan AI. Pendekatan yang disarankan meliputi pemantauan real-time, pengendalian akses yang ketat, pengujian keamanan melalui adversarial testing dan red teaming, serta pengelolaan Shadow AI secara menyeluruh. Pendidikan berkelanjutan bagi tim terkait penting agar semua pihak memahami risiko dan kewaspadaan atas AI.
Strategi keamanan AI yang efektif juga harus dimulai dari tahap pengembangan software (SDLC) dengan menerapkan prinsip zero-trust, audit menyeluruh, dan memastikan tata kelola AI yang etis dan dapat dijelaskan. Kerjasama lintas fungsi antara data engineer, pakar keamanan, dan ahli etika AI sangat penting agar AI bisa dikembangkan dan digunakan dengan selamat dan bertanggung jawab. Kepatuhan terhadap regulasi seperti EU AI Act dan standar proteksi data juga tidak boleh diabaikan.
Melihat tren serangan data yang sangat tinggi dan cepatnya evolusi AI, keamanan tradisional sudah tidak cukup. Perusahaan harus membangun sistem AI yang mandiri dalam audit dan pemulihan serta menerapkan pemikiran keamanan dari tahap awal. Hanya dengan pendekatan menyeluruh dan kolaborasi intensif semacam ini perusahaan dapat menghadapi risiko AI yang dinamis sekaligus memanfaatkan potensi AI secara optimal.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/26/security-in-the-age-of-ai-coded-sdlcs-why-you-must-rethink-your-approach/
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/26/security-in-the-age-of-ai-coded-sdlcs-why-you-must-rethink-your-approach/
Analisis Ahli
Dharmesh Acharya
"Keamanan AI harus menjadi prinsip desain, bukan tambahan belakangan, agar AI berkembang secara bertanggung jawab dan aman."
Gartner
"63% perusahaan global sudah menerapkan prinsip zero-trust pada AI untuk meminimalkan risiko serangan."
IBM
"Sebanyak 35% pelanggaran terjadi akibat Shadow AI menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap penggunaan alat AI di internal perusahaan."
Analisis Kami
"AI bukan lagi sekadar teknologi pendukung tapi sudah menjadi komponen strategis yang jika tidak diawasi dengan ketat bisa menjadi sumber risiko terbesar bagi perusahaan. Menggabungkan keamanan langsung dalam pengembangan AI dan mendorong kolaborasi lintas fungsi adalah satu-satunya cara agar AI bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan keselamatan dan privasi."
Prediksi Kami
Di masa depan, perusahaan yang gagal mengintegrasikan keamanan dan tata kelola AI secara komprehensif akan menghadapi serangan yang semakin canggih, sementara pelaku bisnis yang mengadopsi strategi keamanan AI mutakhir akan mampu memanfaatkan AI secara optimal tanpa kehilangan kendali atas risiko keamanan dan kepatuhan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan 'shadow AI' dalam konteks keamanan siber?A
'Shadow AI' merujuk pada penggunaan alat dan aplikasi oleh karyawan di luar pengawasan resmi organisasi, yang dapat mengekspos data dan menyebabkan risiko kepatuhan.Q
Mengapa model AI saat ini dianggap berisiko bagi organisasi?A
Model AI saat ini berisiko karena mereka dapat beradaptasi dan dipengaruhi oleh input yang tidak aman, yang dapat memicu output yang bias atau berbahaya.Q
Bagaimana cara mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan AI?A
Untuk mengelola risiko AI, organisasi perlu menerapkan kontrol keamanan yang canggih, melakukan pengujian, dan memantau output AI secara real-time.Q
Apa pentingnya integrasi keamanan dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC)?A
Integrasi keamanan dalam SDLC penting untuk memastikan bahwa potensi risiko ditangani sejak awal dalam pengembangan perangkat lunak, sehingga mengurangi kemungkinan kerentanan.Q
Mengapa organisasi perlu mengedukasi tim mereka tentang keamanan AI?A
Organisasi perlu mengedukasi tim tentang keamanan AI untuk memastikan mereka memahami risiko yang terkait dan dapat menggunakan AI secara bertanggung jawab.




