
Courtesy of Forbes
Bagaimana Pengelolaan Data Menentukan Keberhasilan Energi Terbarukan Pasca 2025
Mendorong pengelola aset energi terbarukan untuk mengadopsi manajemen data yang terpadu dan prediktif, serta governance berbasis data guna memastikan operasi portfolio yang profitable dan efisien seiring bertambahnya kapasitas energi terbarukan di seluruh dunia.
25 Nov 2025, 18.30 WIB
138 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pengelolaan aset energi terbarukan harus mengintegrasikan data secara efektif untuk meningkatkan efisiensi.
- Penggunaan teknologi untuk memprediksi kerugian dan meningkatkan kinerja sangat penting dalam mencapai profitabilitas.
- Pentingnya transparansi dan independensi dalam pengukuran kinerja untuk memenuhi kewajiban fidusia.
Global, dunia - Pada paruh pertama tahun 2025, energi terbarukan berhasil menghasilkan listrik lebih banyak daripada batu bara untuk pertama kalinya di dunia. Momen ini menandai kemajuan besar dalam transisi energi bersih, namun juga memperlihatkan tantangan baru yang kompleks bagi para pengelola aset energi terbarukan. Portofolio kini terdiri dari berbagai teknologi dan tersebar di berbagai lokasi, yang menambah kerumitan operasional dan risiko integrasi.
Dulu, banyak operator hanya mengelola satu teknologi seperti turbin angin atau panel surya saja. Namun sekarang portofolio energi umumnya sudah hybrid meliputi kombinasi angin, surya, dan baterai. Kondisi ini menuntut pengelolaan yang jauh lebih canggih karena harus menghadapi kendala jaringan listrik, kontrak pembelian listrik (PPA), dan risiko integrasi antar aset yang berbeda.
Salah satu masalah terbesar adalah fragmentasi data dan penggunaan teknologi lama seperti SCADA dan portal OEM yang berbeda-beda. Ini menyebabkan anjloknya kualitas data, lambatnya perbaikan kerusakan, dan kesalahan pelabelan curtailment yang berujung kerugian tersembunyi. Ketika energi terbarukan menjadi penyumbang utama, inefisiensi operasional tersebut langsung berdampak pada profitabilitas dari sisi keuangan.
Pemimpin sukses di industri energi terbarukan memiliki tiga karakter utama: pertama, mereka membangun infrastruktur data yang interoperable sejak awal; kedua, mereka secara eksplisit mengukur dan mengelola ketidakpastian seperti skenario curtailment; ketiga, mereka memantau dan mengelola KPI secara ketat dan rutin. Disiplin ini menjadi kunci agar portofolio yang terus bertumbuh mampu dioperasikan secara menguntungkan.
Berdasarkan analisis IEA dan pengalaman praktis, tripling kapasitas energi terbarukan hingga 2030 sangat mungkin terjadi, namun hanya jika pengelolaan data operasional dan integrasi jaringan dapat diatasi dengan baik. Jadi, kemampuan operator untuk memprediksi kerugian, mengoptimalkan kinerja, dan mengatur tata kelola jadi faktor pembeda utama kesuksesan masa depan di sektor energi bersih.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/25/renewables-just-overtook-coal-now-they-must-be-run-profitably/
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/25/renewables-just-overtook-coal-now-they-must-be-run-profitably/
Analisis Ahli
Fatih Birol
"Data dan transparansi adalah fondasi kritikal agar transisi energi bersih dapat berjalan mulus dan berkelanjutan seiring peningkatan kapasitas mereka yang sangat cepat."
Analisis Kami
"Pendekatan integrasi data dan pengelolaan berbasis KPI adalah kunci revolusi energi terbarukan berikutnya yang akan mendefinisikan kesuksesan portofolio multi-asset. Tanpa adopsi manajemen risiko yang disiplin dan teknologi prediktif, potensi pendapatan dari energi bersih akan terus tergerus oleh inefisiensi operasional yang sebenarnya bisa dicegah."
Prediksi Kami
Jika operator energi terbarukan tidak meningkatkan pengelolaan data dan integrasi portofolio secara efektif, kapasitas pembangkit akan bertambah lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk mengoperasikan aset secara efisien dan profitable, sehingga menimbulkan kerugian besar bagi investor dan pemilik aset.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dicapai oleh energi terbarukan di paruh pertama tahun 2025?A
Energi terbarukan menghasilkan lebih banyak listrik daripada batu bara untuk pertama kalinya secara global di paruh pertama tahun 2025.Q
Apa tantangan utama yang dihadapi oleh pengelola aset energi terbarukan saat ini?A
Tantangan utama adalah kompleksitas model operasi yang terfragmentasi dan risiko integrasi yang meningkat.Q
Mengapa data independen penting dalam manajemen aset energi terbarukan?A
Data independen membantu pemilik memenuhi kewajiban fidusia dan meningkatkan transparansi dalam operasi.Q
Apa saja ciri-ciri pemimpin yang sukses dalam sektor energi terbarukan?A
Ciri-ciri pemimpin yang sukses termasuk perlakuan interoperabilitas sebagai infrastruktur, penetapan harga ketidakpastian, dan pemantauan KPI secara disiplin.Q
Apa yang perlu dilakukan untuk mencapai target kapasitas energi terbarukan global pada tahun 2030?A
Diperlukan pengelolaan data yang baik dan pengurangan hambatan operasional dan jaringan.




