Tongue Buatan Berbasis Gel Ukur Tingkat Pedas Makanan Tanpa Rasa Sakit
Courtesy of NatureMagazine

Tongue Buatan Berbasis Gel Ukur Tingkat Pedas Makanan Tanpa Rasa Sakit

Menciptakan alat artificial tongue berbasis gel untuk mengukur tingkat kepedasan makanan secara akurat tanpa harus melibatkan lidah manusia, guna mendukung pengendalian kualitas dan standar makanan pedas.

21 Nov 2025, 07.00 WIB
83 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Lidah sintetis dapat mengukur kepedasan makanan dengan akurasi tinggi.
  • Penelitian ini mengungkapkan hubungan antara protein susu dan persepsi kepedasan.
  • Inovasi dalam teknologi pengukuran rasa dapat meningkatkan kontrol kualitas dalam industri makanan.
Shanghai, Tiongkok - Saat menikmati makanan pedas, banyak orang merasakan sensasi terbakar yang menyakitkan, terutama saat mencoba cabai yang sangat pedas seperti cabai 'facing heaven' dari Sichuan, Tiongkok. Namun, untuk menentukan tingkat kepedasan makanan secara objektif, manusia harus menanggung rasa sakit yang mungkin membahayakan lidah mereka. Oleh karena itu, para peneliti menciptakan 'lidah buatan' atau artificial tongue berbasis gel yang mampu mengukur kepedasan makanan tanpa menyebabkan rasa sakit.
Alat ini dibuat dengan menggunakan gel yang mengandung susu bubuk, asam akrilat, dan kolin klorida. Susu dikenal memiliki kemampuan menetralkan rasa pedas secara alami, dan hal ini menjadi inspirasi dalam pembuatan gel tersebut. Saat capsaicin—zat penyebab pedas pada cabai—berinteraksi dengan protein susu dalam gel, terbentuk kompleks yang mengganggu aliran ion dan menyebabkan penurunan konduktivitas listrik pada gel tersebut.
Untuk mengukur perubahan konduktivitas tersebut, gel ditempatkan antara dua lempeng tembaga dan dihubungkan ke alat pengukur arus listrik. Ketika gel bersentuhan dengan capsaicin, arus listriknya menurun, yang menandakan tingkat kepedasan makanan yang diuji. Dengan alat ini, pengukuran bisa dilakukan secara lebih akurat dan tanpa risiko rasa sakit pada lidah manusia.
Penemuan ini sangat penting terutama bagi industri makanan yang perlu melakukan kontrol kualitas terhadap produk pedas mereka. Dengan adanya alat pengukur tingkat kepedasan yang aman dan objektif ini, produsen makanan dapat memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar pedas yang konsisten dan sesuai dengan preferensi konsumen.
Kedepannya, teknologi artificial tongue ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mengukur berbagai rasa lain secara presisi, bukan hanya rasa pedas. Ini membuka peluang besar bagi kemajuan teknologi sensor makanan yang dapat mendukung inovasi dan pengembangan produk makanan berkualitas tinggi.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-03767-1

Analisis Ahli

Carolyn Ross
"Penggunaan protein susu dalam gel merupakan pendekatan inovatif yang secara efektif meniru bagaimana manusia merasakan dan mengatasi rasa pedas, sehingga hasil pengukuran bisa merefleksikan pengalaman nyata dengan rasa pedas."

Analisis Kami

"Alat ini merupakan terobosan penting yang menggabungkan biokimia alami dan teknologi sensor untuk solusi praktis dalam dunia pangan. Kepraktisan dan keamanan pemakaian alat ini akan mengubah paradigma pengujian makanan pedas dan bisa memperluas aplikasinya ke rasa dan aroma lainnya."

Prediksi Kami

Dengan pengembangan lebih lanjut, alat ini akan digunakan secara luas dalam industri makanan untuk pengujian kualitas pedas secara otomatis dan konsisten, memungkinkan produsen menyediakan produk sesuai standar dengan lebih efisien.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan lidah sintetis yang dijelaskan dalam artikel ini?
A
Lidah sintetis dapat menentukan tingkat kepedasan berbagai makanan tanpa mengorbankan selera manusia.
Q
Apa yang menjadi inspirasi bagi pengembangan lidah sintetis?
A
Pengembangan lidah sintetis terinspirasi oleh efek penetralan pedas dari susu.
Q
Mengapa penting untuk mengukur tingkat kepedasan makanan?
A
Mengukur tingkat kepedasan makanan penting untuk kontrol kualitas dalam industri makanan.
Q
Apa yang terjadi pada konduktivitas gel saat berinteraksi dengan capsaicin?
A
Saat gel berinteraksi dengan capsaicin, konduktivitasnya menurun karena pembentukan kompleks yang mengganggu aliran ion.
Q
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini dan dari mana mereka berasal?
A
Penelitian ini melibatkan Jing Hu dari Universitas Sains dan Teknologi Timur China dan Carolyn Ross dari Washington State University.