
Courtesy of TechCrunch
Pelanggaran Data DoorDash Ungkap Informasi Pribadi Puluhan Ribu Pengguna
Memberikan informasi mengenai pelanggaran data yang dialami DoorDash, dampaknya terhadap pengguna, dan langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi insiden ini agar pengguna waspada dan memahami risiko serta tindakan keamanan yang penting.
17 Nov 2025, 22.27 WIB
144 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pelanggaran data pada DoorDash melibatkan informasi pribadi yang signifikan tetapi tidak termasuk informasi sensitif.
- Perusahaan segera mengambil tindakan untuk menanggapi insiden dan melaporkannya kepada pihak berwenang.
- DoorDash memiliki sejarah insiden keamanan, yang menunjukkan perlunya peningkatan dalam keamanan siber.
DoorDash baru-baru ini mengumumkan pelanggaran data yang memengaruhi sejumlah pengguna mereka, termasuk pelanggan, pekerja pengantar, dan pedagang. Informasi yang bocor meliputi nama, alamat email, nomor telepon, dan alamat fisik pengguna. Namun, mereka menegaskan bahwa data sensitif seperti nomor jaminan sosial dan informasi kartu pembayaran tidak ikut bocor.
Pelanggaran ini terjadi karena serangan rekayasa sosial yang berhasil menipu salah satu karyawan DoorDash, memberikan akses ilegal kepada hacker ke dalam sistem perusahaan. Setelah mengetahui insiden, DoorDash langsung menghentikan akses hacker, memulai investigasi, dan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Perusahaan juga mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada indikasi data yang dicuri telah digunakan untuk penipuan atau pencurian identitas. Namun, mereka tetap memberi tahu pengguna yang terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyalahgunaan data pribadi.
Ini bukan kali pertama DoorDash menghadapi pelanggaran data serius; pada tahun 2019, data sekitar 5 juta orang dicuri akibat kelemahan pada vendor pihak ketiga. Perusahaan sebelumnya membutuhkan waktu lima bulan untuk mendeteksi pelanggaran tersebut, yang menjadi pelajaran penting bagi DoorDash dalam memperbaiki sistem keamanannya.
Pelanggaran ini menjadi peringatan penting bagi semua pengguna dan perusahaan agar selalu waspada terhadap serangan siber, terutama yang memanfaatkan teknik rekayasa sosial. Keamanan data pribadi adalah tanggung jawab bersama yang harus terus diperkuat agar kepercayaan publik tetap terjaga.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/11/17/doordash-confirms-data-breach-impacting-users-phone-numbers-and-physical-addresses/
[1] https://techcrunch.com/2025/11/17/doordash-confirms-data-breach-impacting-users-phone-numbers-and-physical-addresses/
Analisis Ahli
Brian Krebs (pakar keamanan siber)
"Serangan rekayasa sosial tetap menjadi ancaman besar yang sulit diatasi tanpa pelatihan keamanan yang intensif dan kebijakan multi-faktor autentikasi yang ketat."
Analisis Kami
"Serangan ini menyoroti kelemahan terbesar dalam keamanan perusahaan yaitu faktor manusia yang bisa menjadi pintu masuk untuk hacker. DoorDash harus segera menerapkan solusi keamanan yang lebih berbasis teknologi dan edukasi karyawan agar insiden serupa tidak terulang."
Prediksi Kami
DoorDash kemungkinan akan meningkatkan protokol keamanan internalnya, dan perusahaan lain juga akan lebih waspada terhadap serangan rekayasa sosial serta memperkuat pelatihan keamanan bagi karyawan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan pelanggaran data pada DoorDash?A
Pelanggaran data pada DoorDash disebabkan oleh seorang karyawan yang jatuh dalam serangan rekayasa sosial.Q
Informasi pribadi apa saja yang terekspos dalam pelanggaran data ini?A
Informasi pribadi yang terekspos termasuk nama, alamat email, nomor telepon, dan alamat fisik.Q
Apa yang dilakukan DoorDash setelah mengetahui pelanggaran data?A
Setelah mengetahui pelanggaran data, DoorDash menutup akses hacker ke sistem, memulai investigasi, dan melaporkan insiden tersebut kepada penegak hukum.Q
Apakah ada informasi sensitif yang dicuri dalam pelanggaran ini?A
Tidak, DoorDash menyatakan bahwa tidak ada informasi sensitif yang dicuri dalam pelanggaran ini.Q
Kapan DoorDash mengalami insiden keamanan sebelumnya?A
DoorDash mengalami insiden keamanan sebelumnya pada tahun 2019 yang melibatkan pencurian data hampir 5 juta pelanggan, pekerja pengantaran, dan pedagang.




