Ancaman Serangan Deepfake: Perlindungan Wajib untuk Organisasi Modern
Courtesy of Forbes

Ancaman Serangan Deepfake: Perlindungan Wajib untuk Organisasi Modern

Memberikan pemahaman tentang ancaman nyata dari serangan deepfake dalam dunia siber saat ini dan mengajak organisasi untuk segera mengambil langkah strategis dalam melatih karyawan, memperkuat kebijakan, dan mengadopsi teknologi deteksi deepfake demi menghindari kerugian besar.

15 Nov 2025, 00.30 WIB
221 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Serangan deepfake semakin meningkat dan menimbulkan risiko finansial yang signifikan bagi organisasi.
  • Pendidikan dan pelatihan karyawan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap ancaman deepfake.
  • Organisasi perlu menerapkan kebijakan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk memastikan keamanan transaksi penting.
London, United Kingdom - Teknologi deepfake telah berkembang pesat dan mulai digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menipu perusahaan dengan meniru suara serta wajah pimpinan dalam video maupun audio secara nyata. Kasus dimana karyawan dengan mudah ditipu untuk melakukan transfer uang besar kepada pihak yang tidak dikenal menjadi contoh nyata bahayanya. Studi dari IRONSCALES menunjukkan bahwa mayoritas organisasi sudah mengalami serangan deepfake dalam setahun terakhir dengan kerugian finansial yang signifikan.
Serangan deepfake kini bukan hanya rekaman lama, tetapi juga dapat dilakukan secara langsung dalam video dan audio dengan kualitas yang sulit dibedakan oleh manusia biasa. Contohnya, perusahaan teknik Arup di Inggris sempat kehilangan 25 juta dolar akibat serangan deepfake video langsung dari CFO palsu. Tren ini diperkirakan akan terus naik, dengan peningkatan signifikan baik dalam serangan langsung maupun rekaman suara yang dimanipulasi.
Meski kesadaran akan ancaman ini sudah hampir mencapai 100%, banyak organisasi yang belum siap bertindak. Hanya sekitar 29% yang sudah memiliki langkah proteksi khusus, sementara hampir setengah dari perusahaan belum memiliki rencana mitigasi sama sekali. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kesadaran dan tindakan nyata yang harus segera ditutup agar tidak menjadi korban.
Strategi utama yang direkomendasikan adalah pendekatan tiga pilar, mulai dari pelatihan intensif bagi seluruh karyawan untuk mengenali deepfake, merancang kebijakan ketat dengan otorisasi berganda untuk transaksi penting, hingga mengadopsi teknologi deteksi deepfake berbasis AI. Langkah-langkah ini diperlukan agar organisasi mampu mengantisipasi serangan sejak dini sebelum dampak kerugian semakin besar.
Kesimpulannya, serangan deepfake adalah ancaman nyata yang tidak bisa diabaikan lagi. Organisasi harus segera bergerak dengan langkah terintegrasi demi melindungi aset dan reputasi mereka. Penundaan atau ketidakpedulian akan berakibat kerugian yang signifikan secara finansial dan merusak kepercayaan dalam jangka panjang.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/14/the-age-of-deepfake-enabled-cyberattacks-is-here/

Analisis Ahli

Eyal Benishti
"Serangan deepfake adalah ancaman nyata dan berkembang pesat yang harus diantisipasi dengan strategi menyeluruh meliputi manusia, kebijakan, dan teknologi."
Bruce Schneier
"Kita menghadapi era baru serangan siber di mana kepercayaan bisa dipermainkan secara digital, dan ini menuntut pendekatan keamanan yang jauh lebih adaptif dan komprehensif."

Analisis Kami

"Teknologi deepfake sudah mencapai titik di mana hanya teknologi deteksi dengan AI tercanggih yang bisa diandalkan untuk menghadapinya. Memberi kesadaran dan pelatihan rutin kepada karyawan harus menjadi prioritas utama sebelum perusahaan menginvestasikan teknologi mahal yang belum tentu efektif jika tanpa dukungan budaya keamanan yang kuat."

Prediksi Kami

Di masa depan, serangan deepfake akan semakin sering dan canggih, memaksa organisasi untuk terus-menerus mengembangkan sistem pertahanan berbasis AI dan memperketat prosedur keamanan internal agar dapat bertahan dari ancaman ini.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dalam skenario yang dijelaskan di artikel?
A
Dalam skenario, seorang karyawan menerima panggilan dari CEO mereka yang meminta transfer uang berdasarkan permintaan yang ternyata adalah serangan deepfake.
Q
Seberapa besar dampak serangan deepfake dalam bisnis menurut survei IRONSCALES?
A
Menurut survei IRONSCALES, 85% organisasi mengalami insiden siber yang terkait dengan deepfake, dengan kerugian rata-rata lebih dari $280,000 per insiden.
Q
Apa langkah-langkah yang dapat diambil organisasi untuk melindungi diri dari serangan deepfake?
A
Organisasi dapat melatih karyawan, menerapkan kebijakan keamanan yang ketat, dan berinvestasi dalam teknologi deteksi untuk melindungi diri dari serangan deepfake.
Q
Mengapa banyak organisasi belum mengambil tindakan untuk melindungi diri dari ancaman deepfake?
A
Banyak organisasi belum bertindak karena kurangnya kesadaran atau kepercayaan terhadap teknologi deteksi deepfake yang ada saat ini.
Q
Apa peran teknologi dalam deteksi serangan deepfake?
A
Teknologi, terutama AI, memainkan peran penting dalam mendeteksi dan mempertahankan terhadap serangan deepfake.