Courtesy of CNBCIndonesia
AI Bukan Solusi Semua Masalah, Ini Cara Maksimalkan Manfaatnya di Kerja
Memberikan pemahaman bahwa AI bukan solusi untuk semua masalah dan pentingnya penggunaan AI secara tepat untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi di tempat kerja, khususnya di era kerja hybrid pasca pandemi.
28 Okt 2025, 20.20 WIB
275 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kecerdasan buatan memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di tempat kerja.
- Hubungan karyawan dengan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh perubahan pola kerja pasca-pandemi.
- Pentingnya mengembangkan soft skill dan berpikir kritis dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Jakarta, Indonesia - Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang dengan sangat pesat dan banyak dianggap sebagai solusi untuk berbagai masalah dunia bisnis dan pekerjaan. Namun, ada perlunya pemahaman bahwa AI tidak bisa diandalkan untuk menyelesaikan semua masalah secara otomatis.
Presiden KORIKA, Hammam Riza, menegaskan pentingnya mengenali batasan penggunaan AI serta memanfaatkan soft skill dan critical thinking dalam pekerjaan. Menurutnya, AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti semua solusi permasalahan.
Dalam sebuah survei yang dilakukan Work Relations Index 2025 dan melibatkan lebih dari 18 ribu orang dari 14 negara, ditemukan bahwa 7 dari 10 karyawan merasa tidak memiliki hubungan yang baik dengan pekerjaannya. Hal ini terutama terjadi di Indonesia pasca diterapkannya kerja hybrid setelah masa pandemi Covid-19.
Managing Director HP Indonesia, Juliana Cen, menjelaskan bahwa teknologi memegang peranan penting dalam dunia kerja modern untuk membuat pekerjaan lebih efisien dan penuh kepuasan. Hampir 90% karyawan Indonesia sudah menggunakan teknologi generative AI untuk tugas sederhana seperti menulis email atau membuat ringkasan.
Dengan mengenali AI secara tepat, pekerja dan perusahaan dapat memaksimalkan produktivitas dan efisiensi tanpa mengabaikan nilai dan peran manusia. Perpaduan kecerdasan manusia dan mesin diharapkan menjadi kunci keberhasilan di dunia kerja masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251028155549-37-679979/ahli-ri-ungkap-keahlian-yang-kebal-kena-phk-tak-bisa-diganti-ai
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251028155549-37-679979/ahli-ri-ungkap-keahlian-yang-kebal-kena-phk-tak-bisa-diganti-ai
Analisis Ahli
Hammam Riza
"Menyatakan bahwa AI harus dipandang sebagai alat bantu, bukan solusi utama, sehingga manusia tetap memegang kendali dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan critical thinking."
Juliana Cen
"Mengungkapkan pentingnya teknologi, termasuk AI, dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan di era kerja hybrid, sekaligus menunjukkan pentingnya penyesuaian budaya kerja pasca pandemi."
Analisis Kami
"Pemahaman yang kritis terhadap peran AI adalah kunci agar teknologi ini tidak disalahgunakan sebagai solusi instan untuk semua masalah. Upaya meningkatkan soft skill dan critical thinking akan membantu pekerja beradaptasi dengan perubahan teknologi tanpa kehilangan nilai kemanusiaan dalam bekerja."
Prediksi Kami
Penggunaan AI di dunia kerja akan meningkat secara signifikan, namun kesadaran dan pemahaman akan batasan serta cara memanfaatkan AI secara optimal juga akan semakin penting untuk meningkatkan produktivitas tanpa menghilangkan peran manusia.