Perubahan Iklim dan Peran Penting Laut Selatan Menjaga Karbon Tetap Terkurung
Courtesy of InterestingEngineering

Perubahan Iklim dan Peran Penting Laut Selatan Menjaga Karbon Tetap Terkurung

Memahami bagaimana perubahan iklim memengaruhi kemampuan Laut Selatan dalam menyerap CO₂ dan implikasi potensialnya terhadap perubahan iklim global.

19 Okt 2025, 19.50 WIB
191 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Samudra Selatan berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
  • Perubahan salinitas air permukaan dapat memperkuat stratifikasi densitas yang membantu penyerapan CO2.
  • Penting untuk memantau perubahan di lautan dalam untuk memahami potensi pelepasan CO2 yang lebih besar ke atmosfer.
Antarktika, Antartika - Laut Selatan di sekitar Antarktika merupakan wilayah utama yang menyerap hampir 40% karbon dioksida (CO) dari aktivitas manusia di atmosfir. Fungsi ini sangat penting untuk menahan laju perubahan iklim global. Para ilmuwan dari Alfred Wegener Institute (AWI) telah melakukan penelitian mendalam untuk memahami perkembangan fungsi ini dalam kondisi perubahan iklim saat ini.
Salah satu faktor utama yang membuat Laut Selatan efektif sebagai 'carbon sink' adalah lapisan air permukaan yang memiliki salinitas rendah, sehingga menciptakan penghalang alami yang menahan air yang kaya CO di lapisan bawah agar tidak naik ke permukaan dan ke atmosfer. Lapisan air dalam ini sudah lama tidak bersentuhan dengan atmosfer, bahkan hingga berabad-abad.
Model sebelumnya memprediksi bahwa angin baratan yang semakin kuat akibat perubahan iklim akan membawa air dalam yang kaya karbon ke permukaan, menyebabkan pelepasan CO yang signifikan. Namun, data pengamatan terbaru menunjukkan bahwa hal ini belum terjadi. Air tawar yang masuk ke laut permukaan dari pencairan es dan hujan justru memperkuat perbedaan lapisan air tersebut.
Tetapi ada peringatan penting dari penelitian ini: sejak tahun 1990-an, batas antara lapisan air dalam dan permukaan semakin mendekati titik kritis. Jika lapisan air ini mulai bercampur, kemampuan Laut Selatan dalam menyerap karbon dapat menurun drastis. Saat ini, belum dipastikan apakah pelepasan CO dari laut dalam sudah mulai terjadi, sehingga studi lebih lanjut pun direncanakan, terutama selama musim dingin.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa pengaruh perubahan iklim pada Laut Selatan masih berlangsung dinamis dan kompleks. Pemantauan jangka panjang dan peningkatan data sangat dibutuhkan agar kita bisa memahami risiko jangka panjang dan mengambil tindakan pencegahan yang efektif demi menjaga kelangsungan fungsi Laut Selatan sebagai penyangga alami perubahan iklim.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/melting-ice-protects-antarctica-study

Analisis Ahli

Prof. Alexander Haumann
"Untuk mengonfirmasi apakah lebih banyak CO₂ telah dilepaskan dari laut dalam baru-baru ini, kita membutuhkan data tambahan terutama pada musim dingin ketika massa air cenderung tercampur lebih intens."

Analisis Kami

"Meskipun masih ada jeda waktu sebelum pergeseran besar terjadi, fakta bahwa batas antara lapisan air dalam dan permukaan semakin tipis menandakan kita sudah berada di ambang perubahan kritis. Ini adalah alarm bahwa upaya mitigasi iklim harus diperkuat, karena 'carbon sink' alami ini bukan jaminan permanen dalam melawan pemanasan global."

Prediksi Kami

Di masa depan, jika lapisan air yang terpisah mulai bercampur, Laut Selatan mungkin kehilangan kemampuannya sebagai penyerap karbon dan mulai melepaskan CO₂ ke atmosfer, mempercepat perubahan iklim global.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa peran Samudra Selatan dalam menyerap karbon dioksida?
A
Samudra Selatan menyimpan sekitar 40% emisi CO2 antropogenik yang dihasilkan manusia.
Q
Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kemampuan Samudra Selatan dalam menyerap CO2?
A
Perubahan iklim dapat mempengaruhi stratifikasi densitas antara lapisan air, yang penting untuk penyerapan CO2.
Q
Apa yang ditemukan oleh peneliti dari Institut Alfred Wegener mengenai lapisan air di Samudra Selatan?
A
Mereka menemukan bahwa lapisan air telah menjadi lebih berbeda satu sama lain, tetapi kemampuan penyerapan CO2 belum menurun secara signifikan.
Q
Mengapa salinitas air permukaan menjadi penting dalam studi ini?
A
Salinitas air permukaan, yang berkurang akibat peningkatan air tawar, membantu mempertahankan stratifikasi densitas antara dua lapisan air.
Q
Apa rencana penelitian selanjutnya oleh AWI untuk memahami dampak perubahan iklim?
A
AWI berencana untuk meneliti proses pencampuran lapisan air, khususnya selama bulan-bulan musim dingin.