Courtesy of CNBCIndonesia

Fenomena Supermoon Harvest Moon 2025: Bulan Purnama Terbesar Oktober Ini

Memberikan informasi mengenai kemunculan supermoon pertama tahun 2025 yang dikenal sebagai Harvest Moon, menjelaskan fenomena tersebut, serta memberi tahu jadwal dan dampak visualnya kepada pembaca.

08 Okt 2025, 15.30 WIB

338 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Supermoon pertama tahun ini dikenal sebagai Harvest Moon dan terjadi pada 7 Oktober 2025.
Jarak Bulan ke Bumi akan lebih dekat, membuat supermoon kali ini lebih besar dan lebih terang.
BMKG memprediksi masih akan ada dua supermoon lagi di tahun 2025 setelah fenomena ini.

Manhattan, Amerika Serikat; Jersey City, Amerika Serikat; London, Inggris; Floriana, Malta; Karachi, Pakistan - Pada bulan Oktober 2025, dunia menyaksikan fenomena langit yang menakjubkan berupa supermoon atau bulan purnama yang lebih besar dan terang dari biasanya, yang dikenal dengan nama Harvest Moon. Bulan memang selalu berubah-ubah dalam ukurannya di langit karena orbitnya yang berbentuk elips. Karena itu, pada saat-saat tertentu seperti sekarang, Bulan akan berada di perigee, titik terdekatnya dengan Bumi, sehingga terlihat lebih besar dan lebih terang.

Supermoon pertama tahun 2025 ini terjadi pada tanggal 7 Oktober pukul 10.47 WIB, saat jarak antara Bumi dan Bulan sekitar 361.458 kilometer. Fenomena ini tidak hanya terlihat di satu tempat saja, melainkan bisa diamati dari berbagai kota besar di dunia seperti Manhattan di Amerika Serikat, London di Inggris, serta Malta dan Karachi. Keindahan supermoon menginspirasi banyak orang untuk mengamati langit malam dan menikmati pemandangan yang jarang terjadi ini.

BMKG turut melaporkan bahwa supermoon tahun ini akan tampak sekitar 10% lebih besar dan lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa, karena jaraknya memang lebih dekat dari biasanya. Meski begitu, ini bukan satu-satunya supermoon di tahun 2025, masih ada dua supermoon lagi yang akan muncul hingga akhir tahun, memberikan kesempatan lebih banyak bagi para pengamat langit dan masyarakat untuk menyaksikannya.

Dalam berbagai gambar yang dirilis oleh Reuters, supermoon tampak melintasi berbagai latar belakang menarik, seperti pesawat yang terbang di depan bulan di atas London, atau siluet bangunan bersejarah di Karachi dan Malta. Semua gambaran ini memperkuat kesan bahwa fenomena alam ini tidak hanya memiliki nilai ilmiah, tetapi juga estetika yang sangat menarik untuk dinikmati dan dipelajari.

Secara ilmiah, fenomena supermoon ini mengingatkan kita bahwa orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips sehingga terdapat titik-titik dimana jarak Bulan dengan Bumi menjadi sangat dekat. Fenomena ini penting untuk terus diamati karena berkaitan dengan gravitasi dan dinamika sistem Bumi-Bulan, serta menjadi momen edukasi yang baik bagi masyarakat luas mengenai alam semesta.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251008115453-38-673906/penampakan-supermoon-di-seluruh-dunia-bulan-terasa-dekat

Analisis Ahli

Dr. Ratna Wijaya (Ahli Astronomi)

"Supermoon adalah momen ideal untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap ilmu astronomi, sekaligus menjadi pengingat bahwa orbit Bulan tidak bulat sempurna melainkan elips sehingga jarak ke Bumi bervariasi."

Prof. Bambang Sutrisno (Meteorologi dan Klimatologi)

"Meski supermoon memberikan pemandangan yang menarik, tidak ada dampak signifikan terhadap cuaca atau iklim, namun fenomena ini berguna untuk edukasi visual tentang hubungan Bumi dan Bulan."

Analisis Kami

"Supermoon adalah fenomena yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan keindahan alam dan pentingnya ilmu astronomi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sering kali fenomena ini kurang dipahami secara ilmiah oleh publik, sehingga diperlukan lebih banyak edukasi untuk menghilangkan mitos dan memperkuat pemahaman astronomi."

Prediksi Kami

Fenomena supermoon akan terus menarik minat masyarakat dan para astronom amatir yang mengamati langit, serta semakin sering digunakan sebagai kesempatan edukasi tentang astronomi dan orbit Bulan di masa mendatang.