China Dorong Ledakan Permintaan Teknologi Bersih di Negara Berkembang
Courtesy of SCMP

China Dorong Ledakan Permintaan Teknologi Bersih di Negara Berkembang

Menunjukkan bagaimana China mendorong pertumbuhan pasar teknologi hijau global, khususnya di negara-negara berkembang, dengan menawarkan produk yang lebih murah dan meningkatkan ekspor kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan.

06 Okt 2025, 14.30 WIB
246 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Permintaan untuk teknologi bersih meningkat pesat, terutama di negara-negara berkembang.
  • China memainkan peran penting dalam menurunkan biaya teknologi bersih dan meningkatkan ekspor.
  • Negara-negara di ASEAN dan Afrika menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi kendaraan listrik dari China.
Beijing, China - Permintaan untuk teknologi bersih mengalami peningkatan drastis di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Hal ini dipicu oleh kebutuhan akan solusi energi yang lebih murah dan ramah lingkungan.
China berperan penting dalam tren ini dengan menurunkan harga baterai dan panel surya, yang menjadikan produknya lebih terjangkau sehingga mampu memenangkan pasar global. Ekspor teknologi hijau China mencapai rekor USRp 328.90 triliun ($20 miliar) per bulan pada Agustus 2025.
Negara-negara di luar OECD menyumbang 51% dari pertumbuhan ekspor kendaraan listrik China tahun ini, menunjukkan peran besar negara berkembang dalam mendorong pertumbuhan pasar teknologi bersih. Contohnya, ekspor ke ASEAN naik 75% dengan Indonesia menduduki peringkat kesembilan pasar kendaraan listrik terbesar dunia.
Selain Asia Tenggara, ekspor kendaraan listrik China ke Afrika hampir meningkat tiga kali lipat, terutama di Maroko dan Nigeria yang mengalami lonjakan permintaan sangat tinggi. Pasar Timur Tengah dan Amerika Latin juga mengalami peningkatan signifikan dalam penjualan kendaraan listrik dan teknologi energi bersih.
Tren ini menunjukkan bagaimana China tidak hanya menguasai pasar teknologi hijau global, tetapi juga membantu negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses ke teknologi yang dapat mendukung transisi energi mereka ke arah yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Referensi:
[1] https://www.scmp.com/economy/china-economy/article/3327993/chinas-cleantech-creating-new-global-energy-system-exports-soar-report?module=china_future_tech&pgtype=section

Analisis Ahli

Euan Graham
"Permintaan teknologi bersih meningkat pesat karena negara-negara ingin mengakses listrik murah dan kendaraan yang lebih ramah lingkungan."

Analisis Kami

"Dominasi China dalam teknologi bersih tampaknya akan mempercepat transisi global menuju energi terbarukan, namun hal ini juga bisa menimbulkan ketergantungan yang besar pada pasar China bagi negara-negara berkembang. Pemerintah di negara-negara tujuan ekspor perlu serius mengembangkan kapasitas produksi lokal agar tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi hijau."

Prediksi Kami

China akan terus memimpin produksi dan ekspor teknologi hijau yang terjangkau, mempercepat adopsi kendaraan listrik dan energi bersih di negara berkembang, serta mengubah lanskap energi global secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan lonjakan permintaan teknologi bersih di negara-negara berkembang?
A
Permintaan teknologi bersih meningkat karena negara-negara berkembang mencari solusi energi yang lebih murah dan efisien.
Q
Bagaimana peran China dalam pasar teknologi bersih global?
A
China berperan sebagai pemimpin dalam inovasi dan produksi teknologi bersih, menurunkan biaya dan meningkatkan ekspor.
Q
Negara mana yang mengalami peningkatan terbesar dalam impor kendaraan listrik dari China?
A
Indonesia adalah negara yang mengalami peningkatan terbesar dalam impor kendaraan listrik dari China.
Q
Apa saja wilayah yang menunjukkan pertumbuhan dalam ekspor kendaraan listrik dari China?
A
Wilayah yang menunjukkan pertumbuhan termasuk Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
Q
Apa yang dikatakan laporan Ember tentang pertumbuhan ekspor teknologi bersih?
A
Laporan Ember menunjukkan bahwa 51% pertumbuhan ekspor kendaraan listrik China berasal dari negara-negara di luar OECD.