Courtesy of YahooFinance
Rahasia Sukses Kepemimpinan Co-CEO di Perusahaan Global Berat Sebelah
Menggambarkan bagaimana model kepemimpinan co-CEO dapat bekerja efektif dengan dasar kepercayaan, komunikasi aktif, dan peran yang saling melengkapi, serta mendiskusikan risiko dan tantangan yang menyertai model tersebut di lingkungan korporasi yang semakin kompleks.
05 Okt 2025, 18.07 WIB
184 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kolaborasi dan komunikasi yang efektif sangat penting dalam hubungan kepemimpinan co-CEO.
- Keberhasilan co-CEO bergantung pada kepercayaan dan pemahaman yang mendalam tentang peran masing-masing.
- Struktur kepemimpinan co-CEO bisa menjadi solusi untuk tantangan yang dihadapi oleh CEO tunggal di dunia yang kompleks saat ini.
New York dan London, Amerika Serikat dan Inggris Raya - David Garfield dan Rob Hornby diangkat menjadi co-CEO AlixPartners setelah bekerja bersama selama 14 tahun. Mereka memadukan keahlian dan pengalaman yang berbeda, dengan Garfield berbasis di New York dan Hornby di Inggris. Model kepemimpinan mereka memberi banyak waktu kepemimpinan lintas zona waktu yang tidak bisa dicapai oleh CEO tunggal.
Kerjasama mereka didukung oleh prinsip 'mendengarkan aktif' dan 'pengampunan terencana,' yang memungkinkan mereka membuat keputusan bersama tanpa saling curiga atau berdebat berkepanjangan. Mereka saling mengisi pada area keahlian yang berbeda, dari strategi bisnis global hingga inovasi digital dan teknologi AI.
Meski model co-CEO memberikan banyak keuntungan, para ahli memperingatkan bahwa struktur ini rentan terhadap masalah seperti persaingan internal, kebingungan otoritas, dan inkonsistensi pesan kepada tim dan stakeholders. Akibatnya, kepemimpinan bersama ini jarang bertahan lama di dunia bisnis karena tantangan interpersonal yang kompleks.
Para pakar seperti Susan Sandlund dan Chuck Gray menyebutkan bahwa model ini paling tepat digunakan dalam kasus-kasus khusus yang membutuhkan pembagian pekerjaan berat dan waktu kerja yang luas, namun bukan solusi ideal atau pola yang direkomendasikan untuk semua perusahaan.
Namun, seiring beban kerja yang semakin berat pada posisi CEO akibat perubahan bisnis yang cepat dan kompleks, model co-CEO mungkin akan dipertimbangkan lebih sering. Keberhasilan model ini sangat bergantung pada kesesuaian karakter, nilai bersama, dan kematangan emosional para pemimpin.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/co-ceos-swear-splitting-job-110700512.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/co-ceos-swear-splitting-job-110700512.html
Analisis Ahli
Susan Sandlund
"Co-CEO hanya masuk akal jika ada kebutuhan bisnis yang kuat dan hubungan antar pemimpin yang matang, tetapi bukan norma yang ideal."
Shawn Cole
"Masalah komunikasi dan persaingan kekuasaan adalah jebakan utama dalam kepemimpinan co-CEO yang membuat banyak struktur semacam ini gagal."
Chuck Gray
"Reaksi individu terhadap berbagi kekuasaan tidak dapat diprediksi dan mendefinisikan kesetaraan dalam co-CEO hampir mustahil, tapi beban CEO yang berat dapat membuat model ini semakin relevan."
Analisis Kami
"Model co-CEO memang menjanjikan untuk menangani kompleksitas manajemen modern yang semakin besar, terutama bila didukung oleh kepercayaan dan peran yang jelas. Namun, keberhasilan jangka panjangnya sangat tergantung pada kedewasaan emosional dan komunikasi antar CEO, yang sayangnya sering kali menjadi titik lemah dalam praktiknya."
Prediksi Kami
Co-CEO kemungkinan akan tetap menjadi solusi alternatif di industri dan perusahaan dengan kompleksitas tinggi, tetapi model ini hanya akan efektif jika terdapat hubungan yang sangat solid dan peran yang jelas antar pemimpin, sementara banyak perusahaan akan tetap memilih CEO tunggal karena risiko dan dinamika interpersonal yang sulit diatasi.