ShapeShift Didenda 750 Ribu Dolar Karena Langgar Sanksi AS pada Transaksi Kripto

Memberikan informasi mengenai penalti yang dikenakan pada ShapeShift akibat pelanggaran sanksi AS dan kurangnya kepatuhan terhadap regulasi, serta implikasi dari praktik anonim transaksi kripto yang tidak diawasi.

24 Sep 2025, 01.42 WIB

29 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

ShapeShift melanggar sanksi dengan memungkinkan pengguna dari negara yang disanksi untuk bertransaksi.
Denda yang dikenakan pada ShapeShift mencerminkan pelanggaran serius terhadap hukum sanksi AS.
Penerimaan subpoena dari OFAC mendorong ShapeShift untuk mengadopsi program kepatuhan.

Denver, Amerika Serikat - ShapeShift adalah sebuah platform pertukaran kripto yang didirikan oleh Erik Voorhees di tahun 2014 dan beroperasi tanpa mengharuskan pengguna mengungkapkan identitas lengkap mereka, seperti alamat atau rekening bank. Kelebihan ini membuat banyak pengguna bisa bertukar mata uang digital secara cepat dan anonim.

Namun, pendekatan tanpa KYC ini ternyata mendatangkan masalah besar karena ShapeShift memfasilitasi transaksi dari pengguna yang berada di negara-negara yang dikenai sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat, termasuk Kuba, Iran, Sudan, dan Suriah. Dari Desember 2016 sampai Oktober 2018, ShapeShift memproses transaksi senilai lebih dari 12,5 juta dolar AS yang berasal dari negara-negara tersebut.

Departemen Keuangan AS melalui Office of Foreign Assets Control (OFAC) menilai ShapeShift tidak memiliki program kepatuhan sanksi yang memadai untuk menyaring pengguna dan transaksi yang terhubung dengan negara-negara yang dibatasi. Hanya setelah menerima surat panggilan dari OFAC, ShapeShift mulai menerapkan program tersebut.

Akibat pelanggaran ini, ShapeShift harus membayar denda sebesar 750.000 dolar AS. Walaupun jumlahnya relatif kecil, hal ini karena ShapeShift sudah menutup operasionalnya pada tahun 2021 dan memiliki aset terbatas. Sebelumnya pada tahun lalu, ShapeShift juga telah membayar denda lebih kecil lagi untuk menyelesaikan masalah dengan Securities and Exchange Commission terkait pendaftaran sebagai broker atau bursa.

Kasus ShapeShift menandai peningkatan pengawasan regulasi atas platform kripto terutama yang menyediakan layanan anonim, dan menjadi peringatan untuk pelaku industri agar meningkatkan kepatuhan terhadap aturan finansial guna menjaga integritas pasar dan menghindari kerugian hukum.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/shuttered-shapeshift-crypto-exchange-settles-184219660.html

Analisis Ahli

Erik Voorhees

"Sebagai pendiri ShapeShift, saya paham tantangan menjaga anonimitas dan kebebasan di dalam ekosistem kripto, namun kini penting untuk mematuhi aturan demi keberlangsungan industri."

Barry Silbert

"Investasi awal saya di ShapeShift memperlihatkan potensi besar kripto, tapi regulasi adalah kunci agar teknologi ini bisa diterima secara luas tanpa penyalahgunaan."

Pengamat Keuangan

"Pelajaran penting adalah bahwa kegagalan dalam mematuhi aturan bisa merugikan pemain bahkan yang sudah tidak beroperasi sekalipun."

Analisis Kami

"Kasus ShapeShift menunjukkan betapa pentingnya kepatuhan terhadap regulasi terutama dalam industri kripto yang rawan penyalahgunaan. Pengawas keuangan harus lebih agresif dalam mengawasi dan menindak platform yang mengabaikan tanggung jawabnya untuk melindungi integritas pasar global dan menutup celah sanksi."

Prediksi Kami

Regulasi terhadap platform kripto yang menawarkan layanan tanpa KYC akan semakin ketat dan pengawasan dari otoritas AS akan memperbesar pengenaan sanksi kepada pelaku di sektor ini untuk mencegah transaksi ilegal di masa mendatang.