Courtesy of YahooFinance

Ancaman Tarif AS Tekan Harga Minyak Meski OPEC Bertahan dengan Kebijakan Pasokan

28 Jan 2025, 07.23 WIB

300 dibaca

Harga minyak stabil setelah mengalami penurunan 2% pada hari Senin, di tengah ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada barang impor, termasuk komoditas industri penting seperti baja dan aluminium. Saat ini, harga minyak West Texas Intermediate berada di atas Rp 1.20 juta ($73) per barel, sementara Brent crude di atas Rp 1.27 juta ($77) . Trump berencana untuk menerapkan tarif ini untuk mendorong produksi dalam negeri, dan ada juga dukungan dari Scott Bessent yang baru saja dikonfirmasi sebagai Menteri Keuangan, yang mendukung tarif universal dan sanksi terhadap minyak Rusia dan Iran.

Di Kanada, Perdana Menteri Alberta memperingatkan bahwa negara tersebut harus bersiap menghadapi tarif pada 1 Februari, yang merupakan tanggal yang disebutkan Trump sebelumnya. Meskipun harga minyak sedikit lebih tinggi tahun ini karena cuaca dingin dan sanksi terhadap minyak Rusia, ancaman tarif dari Trump telah membuat pasar menjadi tidak stabil. Para pedagang minyak memperkirakan bahwa OPEC dan sekutunya akan tetap pada kebijakan pasokan saat ini, meskipun ada tekanan untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga minyak.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/oil-holds-decline-market-fixates-002329233.html

Analisis Ahli

Daniel Yergin

"Ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionis AS akan menciptakan ketidakpastian pasar energi jangka menengah, memaksa negara-negara produsen minyak untuk lebih berhati-hati dalam keputusan produksi mereka."

Analisis Kami

"Ancaman tarif dari pemerintah AS menimbulkan ketidakpastian yang signifikan dalam pasar minyak global, yang harus diwaspadai oleh para pelaku industri dan investor. Kebijakan OPEC yang tidak berubah menunjukkan keinginan mereka untuk mempertahankan harga minyak tinggi, sehingga potensi konflik dagang dapat menyebabkan volatilitas harga yang lebih besar di masa depan."

Prediksi Kami

Ketegangan perdagangan dan ancaman tarif impor kemungkinan akan terus menekan pasar minyak dan komoditas, sementara OPEC tetap mempertahankan kebijakan pasokan ketat yang berpotensi membuat harga minyak tetap tinggi dalam jangka pendek.