Courtesy of Forbes

Pendiri Startup AI Ditangkap Karena Penipuan Dana Investor Senilai Jutaan Dollar

24 Jan 2025, 02.11 WIB

204 dibaca

Seorang pendiri startup AI bernama Alex Beckman dan istrinya, Valerie Lau Beckman, dituduh melakukan penipuan besar-besaran dengan menggunakan lebih dari Rp 65.78 miliar ($4 juta) dana investor untuk membeli rumah, membayar sekolah swasta, membeli mobil mewah, dan bahkan membayar tempat pernikahan mereka. Mereka didakwa dengan berbagai tuduhan, termasuk penipuan melalui internet dan penipuan sekuritas. Beckman, yang mendirikan perusahaan bernama On pada tahun 2014, mengklaim bahwa perusahaannya memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi dari kenyataannya, yang sebenarnya kurang dari Rp 8.22 juta ($500.000) per tahun.

Setelah dewan perusahaan menemukan penipuan yang rumit, Beckman mengundurkan diri sebagai CEO pada Juli 2024. Pada saat itu, sebuah akun perusahaan yang seharusnya memiliki Rp 180.90 miliar ($11 juta) hanya memiliki Rp 608.47 ribu ($0,37) . Istrinya juga dituduh memberikan laporan keuangan palsu kepada bank yang menunjukkan saldo lebih dari Rp 213.78 miliar ($13 juta) , padahal sebenarnya hanya ada Rp 42.64 juta ($25,93) . Pasangan ini ditangkap dan muncul di pengadilan San Francisco, dengan pihak berwenang menekankan bahwa penipuan seperti ini merusak pasar keuangan dan merugikan investor.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/cyrusfarivar/2025/01/23/ai-startup-founder-allegedly-spent-millions-of-investors-money-on-house-car-and-wedding/

Analisis Ahli

Patrick D. Robbins

"Penipuan pada tingkat ini sangat merusak kepercayaan di pasar modal dan menghambat ekosistem inovasi yang sehat. Penegakan hukum yang tegas dibutuhkan untuk melindungi investor dan mencegah praktik curang ke depan."

Analisis Kami

"Kasus ini menyingkap bagaimana kegagalan tata kelola perusahaan dan pengawasan dapat membuka peluang besar untuk penipuan di sektor startup yang cepat berkembang. Para investor harus meningkatkan evaluasi mereka terhadap data keuangan dan transparansi perusahaan sebelum menanamkan modal."

Prediksi Kami

Kasus ini kemungkinan akan mendorong pengawasan lebih ketat terhadap startup teknologi dan memperingatkan investor agar lebih berhati-hati dalam menilai klaim keuangan perusahaan baru.