
Penemuan deposit emas besar di Pegunungan Kunlun, Xinjiang, yang diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 1.000 ton emas, baru-baru ini dilaporkan oleh para ahli geologi China. Deposit ini dikenal sebagai sabuk urat emas yang tersebar dan masih dalam tahap awal eksplorasi sehingga belum dapat dipastikan sepenuhnya layak secara ekonomis untuk ditambang.
Ini adalah salah satu dari tiga penemuan deposit emas besar terakhir di China dalam setahun terakhir, termasuk deposit di provinsi Liaoning dan Hunan. Deposit di Liaoning dikenal dengan kandungan emas rendah, sedangkan deposit di Wangu memiliki kadar emas tinggi di kedalaman yang sangat dalam, sehingga biaya penambangan menjadi tantangan utama.
Secara global, penemuan-penemuan ini menggeser persepsi tentang cadangan emas di China, yang sebelumnya diperkirakan hanya memiliki sekitar 3.000 ton emas yang tersisa. Kini, dengan peningkatan eksplorasi di wilayah yang sebelumnya kurang dieksplorasi, potensi emas di negara ini bisa jauh lebih besar dari prediksi lama.
Motivasi politik dan ekonomi dari pemerintah China adalah untuk mencapai swasembada logam dan mengamankan cadangan strategis nasional. Karena itu, mereka mempercepat eksplorasi di daerah-daerah seperti barat dan tengah China, yang sebelumnya dianggap kurang potensial menurut model geologi Barat yang lama.
Namun, walaupun potensi tersebut besar, hanya sebagian kecil dari deposit ini yang kemungkinan bisa ditambang secara ekonomis karena berbagai faktor seperti kedalaman tambang, kadar emas di batuan, serta biaya energi dan tenaga kerja yang tinggi. Jadi, meski menjanjikan, pengembangan deposit ini akan menjadi tantangan besar di masa depan.