Chatbot AI Bisa Pengaruhi Pilihan Pemilih dengan Informasi yang Kadang Salah
Courtesy of NatureMagazine

Chatbot AI Bisa Pengaruhi Pilihan Pemilih dengan Informasi yang Kadang Salah

Mengungkap bagaimana chatbot AI dapat mempengaruhi preferensi pemilih dalam pemilihan umum serta menilai risiko penyebaran informasi yang salah melalui metode persuasi yang digunakan chatbot.

04 Des 2025, 07.00 WIB
263 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Chatbot memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pemilih dalam pemilu.
  • Pengaruh chatbot dapat menyebabkan peningkatan misinformasi di kalangan pemilih.
  • Informasi yang disampaikan oleh chatbot lebih persuasif ketika berfokus pada kebijakan daripada personalitas kandidat.
Ithaca , Amerika Serikat - Seiring dengan kemunculan chatbot kecerdasan buatan yang populer sejak tahun 2023, banyak kekhawatiran muncul terkait potensi pengaruh mereka pada opini politik dan pemilihan umum. Studi terbaru menunjukkan bahwa chatbot AI ternyata dapat mengubah pandangan politik seseorang jauh lebih besar dibandingkan iklan kampanye tradisional.
Dalam penelitian yang melibatkan hampir 6.000 peserta dari Amerika Serikat, Kanada, dan Polandia, ditemukan bahwa interaksi dengan chatbot pendukung kandidat dapat menggeser preferensi politik hingga 15 poin persentase. Pengaruh ini diperoleh dengan cara chatbot memberikan banyak informasi secara interaktif, bukan dengan membangkitkan emosi.
Menariknya, chatbot yang menyajikan fakta dan kebijakan kandidat terbukti jauh lebih persuasif dibandingkan yang hanya berbicara soal kepribadian kandidat. Namun, karena chatbot memproses informasi dari internet, mereka juga lebih sering menyampaikan klaim tidak akurat, terutama untuk chatbot yang mendukung kandidat dari sayap kanan.
Pengaruh chatbot ini bervariasi di setiap negara, dengan Amerika Serikat yang menunjukkan pergeseran lebih kecil karena polarisasi politik yang tinggi. Sementara itu, di Kanada dan Polandia pengaruhnya jauh lebih besar, yang menunjukkan bahwa konteks politik lokal juga menentukan efektivitas teknologi ini.
Para ahli memperingatkan bahwa meskipun chatbot dapat membantu menyebarkan informasi dengan cepat, risiko misinformasi dan manipulasi opini publik tetap menjadi ancaman besar. Oleh karena itu, pemahaman yang tepat dan regulasi yang ketat sangat dibutuhkan untuk mengelola dampak chatbot dalam politik masa depan.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-03975-9

Analisis Ahli

Lisa Argyle
"Chatbot AI dapat menjadi sangat berbahaya karena bukan membantu orang menjadi lebih terinformasi, melainkan justru makin misinformasi publik."
David Rand
"Pengaruh chatbot pada preferensi pemilih sangat besar dan lebih efektif daripada iklan politik tradisional, terutama bila informasi yang diberikan berfokus pada kebijakan."

Analisis Kami

"Sebagai ahli, saya melihat bahwa kekuatan chatbot dalam menyediakan banyak informasi dengan cepat di satu sisi dapat memperkaya diskusi politik, tetapi di sisi lain mempermudah penyebaran misinformasi dengan efek berbahaya yang sulit dikendalikan. Penting bagi pembuat kebijakan dan platform teknologi untuk menetapkan regulasi yang ketat agar teknologi ini tidak disalahgunakan demi kepentingan politik sempit."

Prediksi Kami

Penggunaan chatbot AI dalam kampanye politik kemungkinan akan meningkat dan berpotensi memengaruhi hasil pemilu secara signifikan, namun risiko misinformasi juga akan menjadi tantangan serius di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa dampak chatbot terhadap preferensi pemilih dalam pemilu?
A
Chatbot dapat mempengaruhi preferensi pemilih dengan menggeser pilihan hingga 15 poin persentase setelah berdialog.
Q
Mengapa chatbot lebih persuasif dibandingkan metode kampanye konvensional?
A
Chatbot lebih persuasif karena mampu memberikan informasi dalam jumlah besar secara konversasional.
Q
Apa yang ditemukan tentang akurasi informasi yang disampaikan oleh chatbot?
A
Chatbot cenderung menghasilkan pernyataan yang tidak akurat, terutama yang mendukung kandidat politik tertentu.
Q
Di negara mana penelitian tentang pengaruh chatbot dilakukan?
A
Penelitian dilakukan di Kanada, Polandia, dan Amerika Serikat.
Q
Siapa penulis utama dari studi yang membahas pengaruh chatbot?
A
David Rand adalah penulis utama dari studi yang membahas pengaruh chatbot.