
Courtesy of Forbes
Tiga Tahun ChatGPT: Mari Lindungi Kemampuan Berpikir Kita di Era AI
Artikel ini mengajak pembaca untuk menyadari dampak negatif dari ketergantungan berlebihan pada AI, khususnya yang berkaitan dengan penurunan kemampuan berpikir kritis dan otonomi, serta mengajak untuk mengambil langkah aktif dalam mendesain interaksi manusia dengan AI sehingga teknologi ini bisa mendukung pengembangan kemampuan manusia, bukan menggantikannya.
23 Nov 2025, 01.01 WIB
258 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Integrasi kecerdasan alami dan buatan perlu dirancang dengan hati-hati untuk mempertahankan agensi manusia.
- Pendidikan harus beradaptasi untuk mengajarkan literasi manusia dan algoritmik secara bersamaan.
- Penggunaan AI harus difokuskan pada pengembangan kemampuan dan pertumbuhan individu, bukan hanya pada efisiensi.
Tiga tahun setelah peluncuran ChatGPT, teknologi AI generatif telah berkembang pesat dan mulai merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Meski memudahkan banyak tugas, kecanggihan ini membawa dampak tersembunyi yang merubah cara kita berpikir, belajar, dan bertindak.
Saat ini, manusia menghadapi risiko penurunan kemampuan kognitif karena semakin sering mengandalkan AI. Proses menulis, berpikir kritis, bahkan kemampuan memahami kode kini secara perlahan terpinggirkan karena tugas-tugas tersebut dialihkan ke mesin.
AI cenderung mengoptimalkan jawaban yang paling masuk akal tapi membatasi kreativitas dan keragaman pemikiran, sehingga membuat kita menjadi lebih bisa diprediksi dan kurang inovatif. Pemberian akses informasi tanpa alat internal yang kuat juga menyebabkan kesulitan dalam mengevaluasi kebenaran informasi.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan perubahan mendasar dalam pendidikan yang menanamkan kemampuan literasi manusia dan literasi algoritmik. Selain itu, desain AI perlu dirancang untuk menciptakan 'gesekan' yang memicu refleksi dan belajar, bukan hanya mencari jawaban instan.
Kita harus mengambil peran aktif dalam membangun masa depan hibrida manusia dan AI yang mengutamakan perkembangan kemampuan dan otonomi manusia. Misi ini penting untuk memastikan AI menjadi asisten, bukan pengganti yang melemahkan keberadaan kita.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/corneliawalther/2025/11/22/happy-birthday-chatgtp-are-the-past-3-years-a-reason-to-celebrate/
[1] https://www.forbes.com/sites/corneliawalther/2025/11/22/happy-birthday-chatgtp-are-the-past-3-years-a-reason-to-celebrate/
Analisis Ahli
Yuval Noah Harari
"AI bukan hanya alat, tapi kekuatan yang membentuk hadapan umat manusia. Kita harus mengatur penggunaannya agar tidak menghilangkan kebebasan dan kreativitas individu."
Shoshana Zuboff
"Ekonomi perhatian bisa bergeser menjadi ekonomi niat, di mana AI mengatur bukan hanya perhatian tapi niat dan keputusan kita, berbahaya jika tidak diawasi dengan baik."
Analisis Kami
"Kecanggihan AI memang memberikan kemudahan luar biasa, tapi kita harus kritis terhadap bagaimana teknologi ini membentuk pola pikir dan tindakan kita sehari-hari. Tanpa upaya sadar untuk mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan dan desain dengan friksi yang tepat, kita bisa kehilangan esensi dari kemampuan kognitif yang membuat manusia unik."
Prediksi Kami
Jika tidak diintervensi, AI dapat terus mempercepat erosi agensi dan kreativitas manusia, menghasilkan masyarakat dengan kemampuan kognitif yang menurun drastis dan ketergantungan yang sangat tinggi pada mesin, yang pada akhirnya mengancam keberlanjutan perkembangan manusia sebagai makhluk unik.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diluncurkan ChatGPT pada 30 November 2022?A
ChatGPT meluncurkan produk yang menandai awal era baru dalam kecerdasan buatan.Q
Mengapa penulis merasa perlu untuk memperingati ulang tahun ketiga ChatGPT?A
Penulis merasa perlu untuk memperingati ulang tahun ketiga ChatGPT karena dampak yang signifikan terhadap agensi dan kemampuan berpikir manusia.Q
Apa dampak negatif dari penggunaan AI yang berlebihan terhadap kemampuan berpikir manusia?A
Penggunaan AI yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas manusia.Q
Apa yang dimaksud dengan 'double literacy' dalam konteks pendidikan?A
'Double literacy' berarti memahami baik manusia maupun algoritma untuk mampu bertanya dan mempertanyakan jawaban yang diberikan oleh AI.Q
Bagaimana cara yang dianjurkan untuk merancang interaksi dengan AI?A
Dianjurkan untuk mendesain interaksi yang memperkenalkan friksi, seperti AI bertindak sebagai pelatih Socratic yang mengajukan pertanyaan daripada memberikan jawaban langsung.



