Kasus Penjualan Ilegal Chip Nvidia ke China Bisa Rusak Kontrol Ekspor AS
Courtesy of Forbes

Kasus Penjualan Ilegal Chip Nvidia ke China Bisa Rusak Kontrol Ekspor AS

Mengungkap kasus penjualan ilegal chip Nvidia dan superkomputer ke China yang melanggar aturan ekspor AS, serta menyoroti kebijakan pembatasan ekspor chip demi keamanan nasional dan perlindungan teknologi strategis.

21 Nov 2025, 00.35 WIB
230 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penjualan chip Nvidia secara ilegal oleh Brian Raymond dan rekan-rekannya menunjukkan tantangan dalam pengendalian ekspor teknologi tinggi.
  • Tindakan hukum yang diambil oleh DOJ mencerminkan kekhawatiran AS terhadap penggunaan teknologi AI oleh China untuk tujuan militer.
  • Peraturan ekspor yang ketat dan kebijakan perdagangan yang kompleks mempengaruhi hubungan bisnis antara AS dan China.
Huntsville, Amerika Serikat - Seorang pengusaha di Amerika Serikat, Brian Raymond, dan tiga orang lainnya didakwa karena menjual chip Nvidia dan superkomputer HP secara ilegal kepada perusahaan di China. Penjualan ini melanggar aturan ketat yang dibuat pemerintah AS untuk mencegah teknologi canggih seperti chip GPU Nvidia sampai ke tangan China.
Brian Raymond adalah pendiri perusahaan Bitworks yang menjadi mitra Nvidia dalam menjual produk chip dan server. Bersama dengan rekan-rekannya, Raymond diduga mengubah informasi dokumen pengiriman agar memperdaya pihak berwenang. Transaksi ilegal ini menyasar berbagai chip Nvidia yang sangat populer untuk kecerdasan buatan dan komputasi super, seperti seri H100 dan A100.
Pemerintah AS menetapkan aturan pada 2022 yang mengharuskan lisensi khusus untuk mengekspor chip GPU Nvidia terbaru ke China. Hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan AI canggih oleh China dalam bidang militer dan pengawasan yang bisa mengancam keamanan nasional AS. Namun, ternyata ada upaya mengelabui aturan ini, termasuk menggunakan jalur negara ketiga seperti Malaysia dan Thailand.
Selain Raymond, tiga orang lain termasuk dua warga negara China dan satu warga AS asal Hong Kong juga terlibat. Mereka berperan dalam mencari pembeli potensial di China, serta mengatur pembayaran melalui perusahaan depan di Florida atau ke rekening perusahaan Raymond. Kasus ini menjadi perhatian karena total barang yang ilegal terjual bernilai jutaan dolar.
Pada sisi lain, Nvidia dan pejabat AS melanjutkan perdebatan terkait kontrol ekspor chip. Meskipun Nvidia CEO Jensen Huang berharap aturan lebih longgar, pemerintah AS tetap tegas mengawasi ekspor chip berperforma tinggi demi mempertahankan keunggulan teknologi. Kasus ini mengindikasikan bahwa pengawasan ketat perlu didukung dengan penegakan hukum agar benar-benar efektif.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/thomasbrewster/2025/11/20/illegal-nvidia-ai-chip-sales-to-china-doj-indictment/

Analisis Ahli

Thomas Brewster
"Kasus ini menyoroti tantangan besar dalam penegakan kontrol ekspor atas teknologi canggih, terutama saat ada aktor yang memanfaatkan celah dalam rantai pasok dan jalur pengiriman internasional."

Analisis Kami

"Kasus ini menunjukkan betapa rumit dan sulitnya mengawasi jalur ekspor teknologi tingkat tinggi khususnya dalam era persaingan teknologi AS-China yang semakin ketat. Penegakan hukum harus diimbangi dengan kebijakan yang realistis agar tidak justru mendorong pelaku menggunakan cara lebih licik dan merusak integritas pasar teknologi global."

Prediksi Kami

Kasus ini kemungkinan akan memicu pengetatan pengawasan ekspor teknologi di Amerika Serikat dan bisa berujung pada tindakan hukum lebih lanjut terhadap pelaku serupa, serta meningkatkan ketegangan teknologi antara AS dan China.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa yang dituduh menjual chip Nvidia secara ilegal?
A
Brian Raymond, pendiri Bitworks, dituduh menjual chip Nvidia secara ilegal.
Q
Apa peran Bitworks dalam kasus ini?
A
Bitworks adalah perusahaan yang dipimpin oleh Brian Raymond dan berfungsi sebagai mitra cloud untuk Nvidia, menjual chip kepada pengguna akhir.
Q
Mengapa chip Nvidia dilarang untuk diekspor ke China?
A
Chip Nvidia dilarang untuk diekspor ke China karena mereka digunakan dalam pengembangan model AI yang kuat dan untuk modernisasi militer.
Q
Siapa saja rekan terdakwa dalam kasus ini?
A
Rekan terdakwa termasuk dua warga negara China dan satu warga AS yang lahir di Hong Kong.
Q
Apa yang dikatakan DOJ tentang penggunaan AI oleh Beijing?
A
DOJ menyatakan bahwa Beijing menggunakan AI untuk modernisasi militer dan desain senjata, termasuk alat pengawasan AI tingkat lanjut.