Courtesy of Forbes
Mengelola Identitas Non-Manusia dan AI untuk Keamanan Digital Masa Depan
Mendorong organisasi untuk mengelola identitas non-manusia sama seriusnya dengan identitas manusia dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif, otomatisasi, dan integrasi kebijakan serta pengawasan waktu nyata guna mengurangi risiko keamanan terkait non-human identities dan shadow AI.
12 Nov 2025, 22.15 WIB
154 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Organisasi harus mulai mengelola identitas non-manusia dengan serius untuk mengurangi risiko keamanan.
- Penting untuk menerapkan prinsip privilege minimum dan manajemen siklus hidup pada semua jenis identitas.
- Governance identitas harus mencakup tidak hanya manusia tetapi juga semua entitas digital, termasuk aplikasi kustom dan AI.
Dalam dunia bisnis yang semakin digital, organisasi saat ini tidak hanya harus mengelola identitas manusia seperti karyawan dan mitra, tetapi juga identitas non-manusia yang jumlahnya jauh lebih banyak dan kompleks. Identitas ini termasuk bot, API, perangkat IoT, dan agen AI yang menjalankan berbagai tugas bisnis. Perkembangan teknologi ini membawa tantangan besar dalam tata kelola identitas yang belum sepenuhnya mampu diatasi dengan pendekatan tradisional.
Salah satu masalah utama dengan identitas non-manusia adalah tingkat kerentanannya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan identitas manusia. Dengan adanya risiko eksploitasi yang signifikan dan seringkali kurangnya kepastian kepemilikan serta visibilitas, non-human identities menjadi pintu masuk bagi ancaman keamanan seperti penyalahgunaan akses dan pencurian data. Survei menunjukkan hampir setengah perusahaan mengalami kompromi akun non-manusia, dan yang lainnya bahkan tidak yakin apakah pernah mengalami insiden tersebut.
Selain itu, munculnya shadow AI dan aplikasi buatan karyawan di luar kendali IT resmi menambah kompleksitas tata kelola. Aplikasi dan identitas yang tidak terdaftar ini dapat mengakses data sensitif tanpa pengawasan, memperbesar risiko keamanan dan kepatuhan. Oleh karena itu, organisasi perlu menginvestasikan alat dan metode baru yang mampu mengidentifikasi dan mengelola keberadaan identitas jenis ini dengan lebih baik, menggunakan data model yang fleksibel dan otomatisasi proses.
Pendekatan tata kelola identitas harus diperbarui dengan menganggap non-human identities sebagai bagian penting dan setara dalam sistem manajemen akses. Fokus bergeser dari sekadar 'siapa yang memiliki akses' ke pertanyaan 'apa yang memiliki akses' dan 'bagaimana memantau aktor non-manusia tersebut secara efektif'. Prinsip least privilege harus diterapkan secara konsisten, termasuk siklus hidup identitas yang menyeluruh dari pembuatan hingga penghapusan untuk meminimalkan risiko.
Dengan memadukan kebijakan tata kelola yang jelas, integrasi kebijakan waktu nyata, dan penggunaan kecerdasan buatan untuk otomatisasi peninjauan akses, organisasi dapat memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman yang muncul akibat penggunaan AI dan identitas non-manusia. Keberhasilan di masa depan akan bergantung pada kemampuan organisasi melihat serta mengendalikan semua jenis identitas dan menutup celah yang ditinggalkan oleh shadow IT dan shadow AI.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/12/tackling-machine-identities-and-shadow-it-the-next-frontier-in-identity-governance/
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/12/tackling-machine-identities-and-shadow-it-the-next-frontier-in-identity-governance/
Analisis Ahli
Benoit Grangé
"Penting untuk memperlakukan identitas non-manusia sebagai warga negara digital yang setara untuk memastikan keamanan menyeluruh di era AI dan IoT."
Enterprise Strategy Group
"Data menunjukkan bahwa kegagalan dalam mengelola non-human identities membawa risiko nyata yang harus segera diatasi oleh perusahaan."
Analisis Kami
"Pengabaian terhadap tata kelola identitas non-manusia adalah kesalahan strategis yang dapat membuka pintu bagi serangan siber besar. Organisasi harus segera mengintegrasikan sistem manajemen identitas yang lebih maju dan otomatis agar tidak tertinggal dalam perlindungan digital mereka."
Prediksi Kami
Di masa depan, organisasi yang gagal mengelola identitas non-manusia dan AI secara efektif akan rentan terhadap pelanggaran keamanan yang serius dan kehilangan kontrol atas akses sistem kritis, sedangkan yang berhasil akan mampu mengamankan seluruh ekosistem digital mereka secara menyeluruh.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan identitas non-manusia?A
Identitas non-manusia merujuk pada entitas digital seperti akun layanan, API, bot, perangkat IoT, dan agen AI.Q
Mengapa identitas non-manusia lebih rentan dibandingkan identitas manusia?A
Identitas non-manusia lebih rentan karena sering memiliki hak akses yang luas dan kurangnya manajemen siklus hidup yang baik.Q
Apa itu shadow AI dan mengapa ia menjadi perhatian bagi organisasi?A
Shadow AI adalah aplikasi atau alat yang dibuat oleh karyawan di luar saluran TI resmi yang dapat menangani data sensitif tanpa pengawasan.Q
Apa langkah-langkah yang harus diambil organisasi untuk mengelola identitas non-manusia?A
Organisasi harus memperlakukan identitas non-manusia sebagai warga negara kelas satu dalam governance dan menerapkan manajemen siklus hidup serta prinsip privilege minimum.Q
Mengapa penting untuk menghubungkan governance dengan eksekusi runtime?A
Menghubungkan governance dengan eksekusi runtime penting untuk memastikan bahwa kebijakan diimplementasikan secara real-time dan dapat mengurangi risiko penyalahgunaan.




