Dark Enlightenment: Bahaya AI yang Menggantikan Kebijaksanaan dengan Efisiensi
Courtesy of Forbes

Dark Enlightenment: Bahaya AI yang Menggantikan Kebijaksanaan dengan Efisiensi

Menjelaskan bagaimana optimasi melalui AI telah menggantikan kebijaksanaan dan kebenaran sebagai tujuan utama, memunculkan fenomena 'Dark Enlightenment' yang berbahaya serta menawarkan pandangan bagaimana masyarakat dan bisnis harus merespons dan mengembalikan arti sejati pengetahuan dan kebijaksanaan.

11 Nov 2025, 03.13 WIB
222 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Optimisasi tanpa refleksi dapat menyebabkan hilangnya makna dan kebenaran.
  • AI dapat mempercepat keputusan tetapi juga dapat mengaburkan pemahaman realitas.
  • Kepemimpinan di era AI harus menekankan pentingnya kreativitas dan interpretasi dalam pengambilan keputusan.
Kopenhagen, Denmark - Pada era modern ini, perkembangan teknologi seperti cetak, internet, dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara manusia memandang pengetahuan. Dari pengetahuan yang dianggap permanen menjadi tak terbatas dan sekarang menjadi efisien, efisiensi ini justru menggeser nilai kebijaksanaan yang sejati. Artikel ini memperkenalkan konsep 'Dark Enlightenment,' sebuah filosofi reaksi yang mendukung penggantian demokrasi dan kesetaraan dengan kontrol dan hierarki demi efisiensi.
Fenomena nyata dari dampak AI adalah 'reality drift,' di mana sistem mulai belajar dari outputnya sendiri dan bukan dari realitas, menyebabkan kebenaran berubah menjadi pengulangan statistik semu. Hal ini tidak hanya berdampak pada bisnis dan ekonomi, tapi juga pada cara manusia memahami kebenaran di dunia digital yang semakin dipenuhi oleh manipulasi dan distorsi informasi.
Sebagai respons, beberapa negara seperti Denmark mulai mengambil langkah untuk melindungi identitas warga mereka dari penyalahgunaan teknologi AI dengan legislasi baru yang mengakui kontrol atas identitas digital sebagai hak pribadi yang harus dijaga. Langkah ini bertujuan mengembalikan realitas sebagai sebuah barang publik yang harus dilindungi bersama.
Konflik antara pandangan politik kanan dan kiri memperlihatkan pergeseran menuju sistem yang sama-sama mengandalkan teknologi untuk optimasi dan kontrol, meskipun dengan cara dan tujuan yang berbeda. Baik otoritarianisme maupun moralitas terprogram mengabaikan keraguan, perbedaan, dan kebebasan sebagai bagian penting dari demokrasi, menjadikan masyarakat lebih sebagai mesin yang diatur oleh teknologi daripada oleh rakyat.
Di masa depan, akan muncul generasi baru pemimpin dan organisasi yang menghargai keraguan, interpretasi, dan kolaborasi manusia dengan AI yang mendalam. Mereka akan mendorong arti, konteks, dan akuntabilitas sebagai keunggulan kompetitif utama, memulihkan kepercayaan dan kebijaksanaan yang hilang akibat dominasi optimasi tanpa makna.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/jasonsnyder/2025/11/10/the-efficiency-trap-how-ais-dark-enlightenment-is-rewriting-reality/

Analisis Ahli

Shoshana Zuboff
"AI dan ekonomi data tidak mendemokratisasi pengetahuan, melainkan memprivatisasi pengalaman manusia, memperkuat kontrol kapitalis atas informasi."
Cory Doctorow
"Platform digital yang mengedepankan keuntungan akan membuat sistem tersebut memburuk ('enshittification') sehingga merusak tujuan dan kualitasnya."
Sarah Chander
"AI menjadi teknologi yang memperkuat ketidaksetaraan dengan mengindustrialisasi bias dan memperkaya kekuasaan di tangan sedikit pihak."

Analisis Kami

"Fenomena ini menunjukkan bahwa AI bukan hanya alat, tapi juga cermin risiko sosial dan filosofis yang harus diantisipasi oleh para pemimpin dan pembuat kebijakan. Jika tidak dikendalikan, AI bisa mereduksi kualitas pemahaman manusia dan demokrasi menjadi sekadar performa statistik semu."

Prediksi Kami

Di masa depan, kita akan melihat bangkitnya kelompok dan perusahaan yang fokus pada interpretasi, makna, dan kolaborasi manusia-AI secara mendalam, menempatkan kemanusiaan dan keraguan sebagai nilai utama untuk melawan dominasi optimasi tanpa makna.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan 'Dark Enlightenment' dalam konteks artikel ini?
A
'Dark Enlightenment' merujuk pada filosofi reaksi yang mengutamakan efisiensi dan kontrol, sering kali mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan.
Q
Bagaimana AI memengaruhi cara kita memahami kebenaran dan realitas?
A
AI mengubah cara kita memahami kebenaran dengan mengedepankan efisiensi dan mengandalkan umpan balik dari prediksi sendiri, yang dapat mengakibatkan 'drift' realitas.
Q
Siapa Jakob Engel-Schmidt dan apa usulannya terkait AI?
A
Jakob Engel-Schmidt adalah Menteri Kebudayaan Denmark yang mengusulkan undang-undang agar warga memiliki hak atas citra dan suara mereka, sebagai respons terhadap penggunaan AI yang tidak etis.
Q
Apa dampak dari otomatisasi dan optimisasi dalam bisnis dan pemerintahan?
A
Otomatisasi dan optimisasi dapat menyebabkan pengurangan kreativitas dan penurunan makna dalam pengambilan keputusan, di mana kecepatan sering kali lebih diutamakan daripada pemahaman.
Q
Apa yang menjadi tantangan utama bagi kepemimpinan di era AI ini?
A
Tantangan utama bagi kepemimpinan di era AI adalah menemukan keseimbangan antara efisiensi dan refleksi, serta memelihara makna dalam proses pengambilan keputusan.